Kamis, 31 Mei 2012

ester

Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Oleh sebab itu ester banyak digunakan sebagai esense, yaitu zat aditif yang memberikan rasa segar buah-buahan. Esense sering ditambahkan pada sirup, puding atau makanan/minuman yang lain.

Ester adalah nama dari gugus fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa alkil alkanoat. Rumus umum ester adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah turunan dari asam karboksilat atau asam alkanoat, RCOOH. Sebab itu kedua golongan senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama, sehingga keduanya adalah pasangan isomer fungsi, yaitu isomer yang memiliki rumus molekul sama, CnH2nO2 namun rumus strukturnya berbeda karena adanya perbedaan gugus fungsi.

lengkapnya di  http://etnarufiati.guru-indonesia.net/artikel_detail-15247.html

poliester

Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus fungsional ester dalam rantai utamanya. Meski terdapat banyak sekali poliester, istilah "poliester" merupakan sebagai sebuah bahan yang spesifik lebih sering merujuk pada polietilena tereftalat (PET). Poliester termasuk zat kimia yang alami, seperti yang kutin dari kulit ari tumbuhan, maupun zat kimia sintetis seperti polikarbonat dan polibutirat.Dapat diproduksi dalam berbagai bentuk seperti lembaran dan bentuk 3 dimensi.

Poliester keraspanas (thermosetting) digunakan sebagai bahan pengecoran, dan resin poliester chemosetting digunakan sebagai resin pelapis kaca serat dan dempul badan mobil yang non logam. Poliester tak jenuh yang diperkuat kaca serat banyak digunakan dalam bagian badan dari kapal pesiar serta mobil.

 lengkapnya lihat di  http://id.wikipedia.org/wiki/Poliester

Rabu, 30 Mei 2012

ckckck


Aku berdiri disini
Sendiri.....
Menatap hari yang kian sepi

Aku berdiri disini
Sunyi.....
Tak seorang pun yang menemani

Aku berdiri disini
Terpuruk.....
Tanpa ada yang peduli

Aku berdiri disini
Membisu.....
Membiarkan hujan membasahi wajah ku

Aku berdiri disini
Terpaku.....
Menunggu hal yang tak pasti

Aku berdiri disini
Mematung.....
Berharap mimpi itu nyata

Dan aku masih akan tetap disini   
Hingga hati ini lelah dibelenggu bayang semu

Selasa, 29 Mei 2012

Eritromisin


 
Eritromisin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme dengan nama Saccharopolyspora erythraea. Senyawa ini masuk kategori antibiotik yang telah berhasil diisolasi pertama kali dari tanah di pulau Panaidi Filipina (Nakayama, 1984). Selain dihasilkan oleh Saccharopolyspora erythraea, eritromisin juga diproduksi oleh Streptomyces griseoplamus, S. olivochromogenes, Arthrobacter sp., Micromonospora sp.,dan Nacardia sp. (Omura dan Hutchinson,1986).

Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu.

Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya. Spektrum antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif, seperti Str. Pyogenes dan Str. Pneumoniae. Str. Viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin serin dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial). Batang gram positif yang pka terhadap eritromisin ialah Cl. Perfringens, C. Diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. Gonorrhoeae, Campylobacter jejuni, M. Pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. Trachomatis. H. Influenzae mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.
lengkapnya lihat di
http://id.wikipedia.org/wiki/Eritromisin
http://www.scribd.com/doc/7084652/6/II-1-2-Struktur-eritromisin

Sabtu, 26 Mei 2012

mengagumi


Aku hanyalah daun layu yang tak pernah di anggap
Aku hanyalah serpihan kaca yang tercampakkan
Aku hanyalah butir pasir yang tak terlihat
Aku hanyalah kertas lusuh yang terlupakan
Walau begitu aku benar adanya

Aku sembunyi dibalik indahnya mentari
Aku sembunyi dibalik gemerlapnya bintang
Aku sembunyi dibalik sinar temaram sang bulan
Aku sembunyi dibalik nyanyian merdu kunang-kunang
Walau begitu aku nyata adanya

Yaa.....
Aku ada disini mengagumi mu
Meski tak ada yang melihat ku
Rasa ini nyata mengiginkan mu
Meski tak seorangpun yang tau
Rindu ini tak terbendung mengharapkan mu
Meski kau tak pernah menoleh untuk sekadar tersenyum
Dan aku masih akan tetap disini
Menatap mu diam dari persembunyian ku
Yang mungkin tak begitu indah

Kromatografi kolom

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Sekarang ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat penting,terutama dalam bidang farmasi, kimia, dan klinik, serta bidang lainnya. Suatu analisis kimia seperti pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran banyak dilakukan.

Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan inilah penulis membahas tentang kromatografi, terutama kromatografi kolom. Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir murni) akan sangat sukar , dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin.

1.2.    Rumusan Masalah
     Apakah pengertian dari kromatografi?
     Apa saja jenis-jenis kromatografi?
     Apakah pengertian dari kromatografi kolom?
     Bagaimanakah sifat-sifat adsorben dan pelarut dalam kromatografi kolom?
     Bagaimanakah penggunaan kromatografi kolom?
     Apa saja manfaat dari kromatografi kolom?
     Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom?

1.3.    Tujuan Penulisan
     Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi
     Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi
     Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi kolom
     Untuk mengetahui sifat-sifat adsorben dan pelarut dalam kromatografi kolom
     Untuk mengetahui manfaat dari kromatografi kolom
     Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom

1.4.    Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode literatur, dimana mengambil informasi dari buku-buku, internet, dan bahan bacaan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kromatografi
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknk pemisahan tertentu. Cara asli telah diketengahkan pada tahun 1903 oleh TSWETT, ia telah menggunakannya untuk menggunakan pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna, dan nama kromatografi diambil dari senyawa yang berwarna. Meskipun demikian pembatasan untuk senyawa-senyawa yang berwarna tak lama dan hampir kebanyakan pemisahan-pemisahan secara kromatografi sekarang diperuntukkan pada senyawa-senyawa yang tak berwarna, termasuk gas.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.
Pada dasarnya, semua kromatografi menggunakan dua fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair.

Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat system kromatografi (Sastrohamidjojo, 1985).
Prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan dipisahkan.

2.2. Jenis-Jenis Kromatografi
Umumnya metode kromatografi diklasifikasikan berdasarkan jenis fasa yang digunakan dan sebagian berdasarkan mekanisme pemisahannya. Jenis-jenis metode kromatografi tersebut adalah;

     Kromatografi cair-padat (Kromatografi Adsorpsi)
Metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali oleh Kuhn dan Ledere pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan organik. Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom. Sebagai fasa diam di dalam kolom dapat dipilih salika gel atau alumina. Kekurangan metode kromatografi cair-padat ini antara lain ialah: (a) pilihan fasa diam (adsorben) terbatas; (b) koefisien distribusi untuk serapan seringkali tergantung pada kadar total. sehingga pemisahannya kurang sempurna.

     Kromatografi Cair-cair (Kromatografi Partisi)
Metode kromatografi ini diperkenalkan oleh Martin den Synge pada tahun 1941. Fasa diam pada kromatografi Jenis ini berupa lapisan tipis cairan yang terserap pada: padatan inert berpori, yang berfungsi sebagai fasa pendukung. Keuntungan metode ini ialah: (a) pelihan kombinasi cairan cukup banyak; (b) koefisien distribusinya tidak tergantung pada konsentrasi, sehingga hasil-hasil pemisahannya lebih tajam.

     Kromatografi Gas-padat (KGP)
Kromatografi jenis ini digunakan sebelum tahun 1800 untuk menurunkan gas. Metode ini pada awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagai hasil riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair-padat.

     Kromatografi Gas-Cair (KGC)
Pada kaimia organik kadang-kadang menyebutnya sebagi kromatografi fasa uap. Pertama kali diperkenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952. Metode ini paling banyak digunakan karena efisien. serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa mikrogram sampai dengan ukuran 10-15 gram masih dapat dideteksi. Sayangnya komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom.

     Kromatografi Penukar Ion
Metode kromatografi ini merupakan bidang khusus kromatografi cair-padat. Sesuai dengan namanya, metode ini khusus digunakan untuk memisahkan spesies ion. Kemajuan metode kromatografi sangat ditunjang oleh penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II.

     Kromatografi Kertas (KT)
Jenis kromatografi ini merupakan bidang khusus kromatografi cair-cair. Fasa diam berupa lapisan tipis air yang terserap oleh kertas. Selain air dapat juga dipakai cairan lain. Pengerjaannya sangat sederhana. Penempatan satu tetes larutn cuplikan pada ujung kertas dan kemudian mencelupkannya ke dalam pelarut (eluen) sudah cukup untuk memisahkan komponen-komponen cuplikan.

     Kromntografi Lapis Tipis (KLT atau TLC = Thin Layer Chromatography)

Kromatografi jenis ini mirip dengan kromatografi kertas. Bedanya kartas digantikan lembaran kaca atau plastik yang dilapisi dengan lapisan tipis adsorben seperti alumina, silika gel. selulosa atau materi lainnya. Kromatografi lapis tipis lebih bersifat reprodusibel (bersifat boleh ulang) daripada kromatografi kertas.

     Kromatografi Filtrasi Gel
Pada kromatografi jenis ini fasa diam berupa gel yang terbuat dari dekstran, suatu bahan hasil ikatan silang molekul-molekul polisakarida. Bahan ini bila dimasukkan dalam air akan menggembung dengan membentuk saringan berpori dengan ukuran poripori tertentu. Pori-pori akan menehan molekul komponen-komponen berdasarkan ukurannya (berat molekul). Molekul dengan berat molekul dari 100 sampai berapa juta dapat dipisahkan dengan teknik ini.

     Kromatografi Elektroforesis Kontinyu
Kromatografi jenis ini merupakan bagian dari kromatografi kertas dimana selama pengerjaannya diterapkan medan listrik tegak lurus pada aliran pelarut. Arah aliran spesies ionik akan menyimpang dari arah aliran semula tergantung atas muatan molekul dan gerakitasnya.




2.3. Kromatografi Kolom
2.3.1. Pengertian Kromatografi Kolom

Sebenarnya kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal yang pertamakali  di lakukan oleh D.T.Davy (1987) yaitu untuk membedakan komposisi minyak bumi. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi serapan atau adsorbsi. Kromatografi kolom digolongkan kedalam kromatografi cair – padat (KCP) kolom terbuka.

Alat kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang ada kranya. Umumnya panjang kolom minimum 10x diameter pipa kaca yang digunakan dan labu Erlenmeyer sebagai penampung eluen. Fasa diam berupa adsorben yang tidak larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam. Adanya pengotor dalam fasa diam dapat menyebabkan adsorbsi tidak reversible. Sebagai fasa diam digunakan alumina , silica gel, arang, bauksit, kalsium karbonant, bauksit, magnesium karbonat, pati, talk, selulose, gula, tanah diatom.

Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah. Pada cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa gerak, baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat polar atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam.

http://robbaniryo.com/KromatografiKolom/ilmu kimia-KromatografiKolom.htm

Kromatografi cair yang dilakukan di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastic. Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran ini disebabkan oleh gaya berat atau di dorong dengan tekanan (Schwarting, 1991).

Zat penyerap (misalnya aluminium oksida yang telah diaktifkan, silica gel, kilsegur terkalsinaasi, dan kilsegur kromatografi murni) dalam keadaan kering atau sebagai bubur, dimampatkan ke dalam tabung kaca atau tabung kuwarsa dengan ukuran tertentu dan mempunyai lubang mengalir keluar dengan ukuran tertentu.Sediaan yang diuji dan dilarutkan dalam sedikit pelarut ditambahkan pada puncak kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penyerap. Zat berkhasiat diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada puncak kolom.

Dengan mengalirkan pelarut lebih lanjut, dengan atau tanpa tekanan udara, masing-masing zat bergerak turun dengan kecepatan khas hingga terjadi pemisahan dalam kolom yang disebut kromatogram. Kecepatan bergerak zat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya daya serap zat penyerap, sifat pelarut dan suhu dari system kromatografi. Jika dikehendaki pemisahan beberapa zat khasiat dapat dilakukan dengan mengalirkan selanjutnya pelarut yang sama atau pelarut lain yang mempunya daya elusi yang kuat (Djasman, 1979).

http://jejaringkimia.blogspot.com/KromatografiKolom/kromatografi.html

2.3.2. Sifat Adsorben dan Pelarut

     Harus  memiliki luas permukaan besar internal. Kecepatan adsorbsi akan semakin bertambah dengan semakin kecilnya ukuran diameter adsorben
     Daerah tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan molekulyang tidak diinginkan untuk menyerap
     Adsorben harus mampu menjadi mudah diregenerasi
     Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang kehilangan kapasitas serap melalui daur ulang terus-menerus
     Harus adbsorbent mekanik cukup kuat untuk menahan penanganan massal dan getaran yang merupakan fitur dari setiap unit industri
http://www.scribd.com/ratu_hanifa/KromatografiKolom/SIFAT-adsorben.htm

     Pemilihan pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. “kekuatan” dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.


2.3.3. Penggunaan Kromatografi Kolom

     Menganalisa zat pewarna alami dalam tumbuh-tumbuhan
Contohnya mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual dengan menggunakan mortar, kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan sampai mengental.

Kolom yang dipergunakan misalnya corong pisah yang berbentuk tabung (silinder), dalam mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasang penahan pada kolom, penahan yang dipergunakan adalah glass wool, hal ini dilakukan karena glass wool memiliki kemampuan menyaring dan menahan penyerap lebih baik daripada menggunakan kapas.

Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan menggunakan pinset, karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika terhirup. Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass wool yang sudah masuk corong pisah tidak boleh dipadatkan.

Penyerap (Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat, kalisum karbonat, dan aluminium silikat). Penyerap ditimbang secukupnya dan dilarutkan dengan menggunakan pelarut organic n-hexane sampai penyerap menjadi bubur, kemudian bubur penyerap dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan dengan menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang dipergunakan adalah n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering, dan jika bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.

Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan homogen serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat menyebabkan putusnya penyerap dalam kolom.
Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya adalah memasukan kertas saring diatas penyerap sesusai dengan bentuk dari kolom, pemberian kertas saring ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga contoh akan dengan mudah merata.

Contoh dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan menggunakan pipet tetes, penetesan contoh dilakukan secara perlahan dan dengan gerakan memutar sehingga contoh dapat menyebar dengan baik.

Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas contoh tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam contoh. Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.

     Analisis  farmasi
     Pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya

2.3.4. Manfaat Kromatografi Kolom

     Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.

     Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi.

http://stealsblog.blogspot.com/makalah-fraksinasi-dengan-kromatografi.html



2.3.5. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Kolom

Kelebihan kromatografi kolom :
     Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative
     Digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran
     Digunakan untuk memisahkan dan purifikasi substansi

Kekurangan kromatografi kolom :
     Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual
     Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming)

http://rafaeljosephhimawan.blogspot.com/kromatografi-kolom-dan-kromatografi.html


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

     Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.

     Kromatografi menggunakan dua fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile).

     Ada beberapa jenis kromatografi diantaranya yaitu; Kromatografi cair-padat (Kromatografi Adsorpsi), Kromatografi Cair-cair (Kromatografi Partisi), Kromatografi Gas-padat (KGP), Kromatografi Gas-Cair (KGC), Kromatografi Penukar Ion, Kromatografi Kertas (KT), Kromntografi Lapis Tipis (KLT atau TLC = Thin Layer Chromatography), Kromatografi Filtrasi Gel, dan Kromatografi Elektroforesis Kontinyu.

     Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi serapan atau adsorbsi. Kromatografi kolom digolongkan kedalam kromatografi cair – padat (KCP) kolom terbuka.
DAFTAR PUSATAKA

http://jejaringkimia.blogspot.com/KromatografiKolom/kromatografi.html
http://rafaeljosephhimawan.blogspot.com/kromatografi-kolom-dan-kromatografi.html
http://robbaniryo.com/KromatografiKolom/ilmu kimia-KromatografiKolom.htm
http://stealsblog.blogspot.com/makalah-fraksinasi-dengan-kromatografi.html
http://www.scribd.com/ratu_hanifa/KromatografiKolom/SIFAT-adsorben.htm

Jumat, 25 Mei 2012

Perjalanan


Ku berjalan tertatih menuju satu titik yang tak jelas
Langkah ku terhenti disebuah tikungan terjal
Tikungan yang membuat ku ragu dan bimbang
Apa yang harus ku lakukan?
Tetap berdiri menatap tikungan yang bisu
Atau melangkah maju menjemput titik yang tak jelas itu
Semua menjadi tak menentu
Takut, bimbang, ragu menjadi satu
Tertanam saat ini dibenak ku

Aaachh......
Betapa bodohnya aku
Terperangkap dalam permainan waktu
Tak tau bahwa ku sudah berada disetengah perjalanan tanpa tujuan pasti
Perjalanan panjang yang melelahkan

Kini,,,
Ku tersesat di tengah kegelapan
Menangis dikesendirian
Berharap semua ini hanya mimpi
Yaa,,, hanya mimpi!
Tapi sayang semua ini pasti
Semua ini nyata yang terjadi
Ku sendiri dikegelapanhari


luka


Malam yang damai tak mampu menyembunyikan kegundahan ku
Goresan tinta tak mampu ungkapkan kepedihan ku
Tetesan hujan tak mampu hapuskan kesedihan ku
Semua terjadi begitu cepat
Seperti sambaran petir yang mengamuk

Aku terjatuh kedasar yang paling dalam
Aku terluka hingga tak bisa terobati
Aku terhempas diatas bara yang berkobar
Aku terpuruk tak mampu bangkit lagi

Kini,,,,,
Air mata temani hari ku
Penyesalan menghantui langkah kaki ku
Kenangan yang tak indah bergelantungan memenuhi memori ku
Mereka berlomba gerogoti tubuh yang lemah ini

Disini.....
Saat ini.......
Aku mengukir sejarah hati yang mati

PENGAGUM RAHASIA

Aku hanyalah daun layu yang tak pernah dianggap
Aku hanyalah serpihan kaca yang tercampakkan
Aku hanyalah butiran pasir yang tak terlihat
Walau begitu aku benar adanya
Sudah satu jam Kanaya duduk di depan meja belajar menatap selembar kertas berwarna biru yang dipegangnya. Sesekali ia melirik keluar jendela hanya untuk memastikan apakah bintang masih bersinar indah menemani malam. Dua minggu belakangan ini Kanaya dibuat susah tidur. Untuk kesekian kalinya Kanaya mendapatkan surat bewarna biru yang di alamatkan kepadanya. Yang menarik adalah surat tersebut tanpa nama pengirim alias surat kaleng (yang populer didengar). Kanaya berusaha menebak-nebak siapa arjuna pengirim surat tersebut. Surat biru itu juga membuat hari-hari Kanaya menjadi lebih bewarna dan semakin bersemangat melangkahkan kaki menuju sebuah gedung pencakar langit yang tak jauh dari rumahnya. Gedung megah SMA REPLIKA BANGSA menarik hati Kanaya untuk mencari ilmu dan menjalani separuh harinya disana. Iya, Kanaya adalah siswa disebuah SMA ternama di kota yang terkenal dengan wanitanya yang cantik dan modis. Hari-harinya dihabiskan untuk shoping, nonton, jalan-jalan dengan anggota Blieezz (sebutan untuk sebuah geng tersohor di REPLIKA BANGSA). Dirinya yang ramah, pintar, modis dan cantik membuat banyak orang ingin mengenal Kanaya.

Kicauan burung dan dinginnya suasana pagi membangunkan tidur Kanaya yang lelap. Bergegas Ia mengambil handuk dan menuju kamar mandi yang hanya selangkah dari tempat tidurnya. Aktivitas Kanaya dimulai dengan senyum yang tidak pernah pergi dari bibir manisnya.
Indahnya mentari menemani perjalanan Kanaya menuju sekolah. Di kelas ia sudah disambut dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh Miss kisi yang membuat wajahnya bersungut kesal. Miss kisi disematkan kepada gadis cantik berkulit putih jago bermain piano Delisa Firstia. Delisa merupakan anggota Blieezz yang setiap detik ingin tampil perfect dan anggun. Gelar Miss kisi didapat Delisa karena kipas dan sisir tidak pernah lepas dari tangan manisnya. Oleh Kanaya dan teman sekelasnya disingkat saja menjadi kisi. Yang sekarang seantero sekolah memanggil Delisa dengan panggilan Miss kisi. Delisa adalah orang yang paling sering membuat Kanaya kesal. Tetapi Delisa juga yang paling sering dimintai Kanaya pertolongongan. Delisa yang paling dewasa dan urusan cintanya selancar jalan tol diantara personil Blieezz.
‘’Gimana? Sudah tau belum? Anak kampus kita ya? Gue tau nggak orangnya?’’ pertanyaan-pertanyaan itu mengalir deras (hee...hujaaan kali yaa deras) dari bibir Delisa. Dia tidak memberikan sedetikpun kesempatan kepada Kanaya untuk menarik nafas lelah karena berlari-lari kecil menuju kelasnya.
‘’Apa?’’ jawab Kanaya kesal.
‘’Yee... biasa aja kali jawabnya. Surat biru itu. Siapa pengirimnya sudah tau belum. Kira-kira gue kenal nggak orangnya?’’
‘’Entahlah....’’ Kanaya mengangkat bahu. Yang jawaban tersebut sudah cukup membuat Delisa mengerti.
Sampai minggu ketiga pengirim surat biru itu belum juga diketahui siapa gerangannya. Yang akhirnya bukan hanya membuat Kanaya yang penasaran tetapi juga Delisa. Bel tanda pelajaran pertama sebentar lagi akan segera terdengar karena jam sudah menunjukkan pukul 07.25 yang artinya lima menit lagi pelajaran Kimia yang menjadi momok bagi siswa X1 IPA 2 REPLIKA BANGSA akan dimulai.
‘’Helloo.. morning beib.’’
Sontak Kanaya dan Delisa langsung tutup telinga memasang tampang malas. Mereka sudah bosan mendengar kata-kata helloo, morning atau apalah yang berbau-bau inggris. Tetapi kata-kata dalam bahasa inggris yang di ucapkan Monica itulah yang paling sering menjadi bahan tertawaan. Monica Stecya adalah cewek berambut panjang, tinggi semampai anggota Blieezz yang bahasa inggrisnya tidak perlu diragukan lagi. Juara debat bahasa inggris SMA tingkat nasional pernah disabetnya. Monica merupakan personil Blieez  yang paling bawel dan cerewet. Dengan datangnya Monica lengkaplah anggota Blieezz yang merupakan geng paling populer yang dimiliki REPLIKA BANGSA.
‘’Oh my god Kanaya, Delisa kalian tau nggak sich ?’’
 ‘’Gimana kita tau, orang belum dikasih tau.’’ Jawab Delisa santai. ‘’Ada apa nona bawel, cerewet, cengeng?’’ Delisa tersenyum menggoda.
‘’Taraaa.... liat apa yang gue bawa.’’ Monica memperlihatkan surat bersampul biru yang di pegangnya. ‘’Ini surat yang ketiga kalinya gue temukan diatas meja Naya. Tadinya gue pikir kalian sudah datang dan kelaparan jadi gue cari kekantin tapi nggak ada, eeh... nyatanya kalian belum datang.’’ Ungkap Monica dengan semangat empat lima (dikiranya zaman Indonesia baru merdeka kali ya).
‘’Coba gue liat’’ dengan cepat Kanaya menyambar (hee...petir kali menyambar) kertas yang ada ditangan Monica. Seperti biasa Kanaya langsung membaca surat tersebut.
Aku sembunyi dibalik indahnya mentari
Aku sembunyi dibalik gemerlapnya bintang
Aku sembunyi dibalik sinar temaram sang bulan
Walau begitu aku nyata adanya
Rasa penasaran Blieezz semakin bertambah dengan datangnya surat biru untuk yang kesekian kalinya.
‘’loe melihat nggak siapa yang meletakkan surat ini di meja gue?’’
‘’nggak’’ Monica menggelengkan kepala. ‘’Saat gue datang surat ini sudah ada di meja’’
‘’Selamat pagi anak-anak!’’
‘’Pagi pak’’
Suara lantang pak Wisman mengalihkan perhatian Blieezz. Tidak ada lagi suara-suara heboh dan  berisik siswa yang terdengar selain suara pak Wisman. Semua hanyut dalam pelajaran kimia yang memuakkan bagi mereka.
***
‘’Lain kali hati-hati’’
Sontak wajah Kanaya memerah melihat sosok Adrian yang tersenyum manis berdiri dihadapannya.
‘’ oh... eehh... ia..’’ merapikan baju dan letak dasi yang sebenarnya tidak perlu dirapikan Kanaya gelagapan menyadari kebodohannya. Dalam hati ia memaki dirinya sendiri ‘’aduuh...Naya loe bodoh banget sich! Kenapa coba menatap Adrian segitunya. Emangnya dia siapa?’’.
‘’Ini bukunya’’ Adrian menyodorkan buku yang baru saja berserakan dilantai akibat kecerobohan Kanaya.
‘’Mmm... Thanks ya’’    
Adrian tersenyum dan berlalu menjauhi Kanaya. Sementara Kanaya masih mematung dan pikirannya menerawang jauh entah kemana. Terlintas dipikirannya apa mungkin arjuna pengirim surat biru itu adalah Adrian.
‘’Helloo....’’
‘’Monica...! Nggak bisa ya semenit aja loe nggak buat gue kaget’’
‘’Yee... Loe sich ngapain bengong disini. Bentar lagi bel berbunyi tu. Kekelas  yuk?’’ Delisa menarik tangan Kanaya yang diikuti oleh Monica.
***
Birunya langit dan gemericik air yang mengalir membuat Blieezz betah berlama-lama di taman samping rumah Kanaya.
‘’ahaa...Mungkin saja Viko. Dia kan paling sering nawarin loe tebengan pulang sekolah atau jangan-jangan Hendru. Dia baik banget sama loe Nay’’
‘’Nggak mungkin Viko. Dia kan lagi dekat dengan Mila tim cheer sekolah kita dan sering benget jalan bareng. Sementara Hendru, gue nggak yakin dia punya rasa sayang sama cewek. Secara gitu ya!’’
‘’Mungkin aja Del. Mereka dekat wajar dong Viko kapten basket sementara Mila ketua tim cheer tapi bukan bearti mereka pacaran. Ya kan? Dan Hendru kata siapa dia penyuka sesama jenis?  Nggak ada tu yang bilang!’’ Selalu saja untuk urusan debat Monica tidak pernah mau mengalah.
Blieezz sengaja berkumpul dirumah Kanaya dalam rangka menemukan arjuna pengirim surat biru itu. Berbagai macam cara mereka lakukan untuk menemukan siapa gerangan arjuna yang membuat Kanaya susah tidur semalaman. Dimulai dari menyeleksi cowok-cowok ganteng yang dimiliki REPLIKA BANGSA sampai tukang bakso keliling yang sering lewat depan rumah Kanaya. Banyak nama yang sudah masuk dalam daftar pengirim surat biru itu. Sebut saja Viko kapten basket. Hendru jago karate. Okto sang juara sepak bola. Denis penulis yang namanya mulai dikenal. Dan banyak lagi nama-nama yang lainnya.
Blieezz juga menempelkan di mading sekolah serta semua tempat yang bersedia menampung tempelan surat biru tersebut. Dengan harapan si pengirim melihat dan merasa malu karena ketahuan diam-diam mengirim surat (2012 teman, Zaman ya surat!) sehingga dia berusaha mencopot tempelan-tempelan tersebut dan Blieezz dapat memergoki pelakunya. Berkumpulnya Blieezz dirumah Kanaya juga dalam rangka membahas persiapan acara Valentine yang tinggal menghitung hari. Mereka membicarakan banyak hal mulai dari gaun, sepatu sampai tas. Blieezz juga tidak melupakan membahas siapa pasangan yang akan menemani mereka dalam acara tersebut.
‘’Dalam dua hari ini kita harus kerja ekstra girls. Harus bisa menemukan siapa pengirim surat biru itu.’’
‘’Setuju!’’ Delisa menjentikkan tangannya semangat. ‘’Bener banget tu Mon. Naya harus bisa pergi ke acara Valentine besok sama pengirim surat biru itu.’’
‘’Ya ia lah!, Memangnya Naya mau pergi sama siapa lagi?. Tapi gimana caranya kita bisa menemukan pengirim itu? Cara ampuh yang kita lakukan selama ini nggak menghasilkan apa-apa.’’
‘’Masih ada satu cara lagi!’’ Kanaya yang tadinya kebanyakan diam tiba-tiba saja bersemangat.
‘’ Apa?’’ jawab Delisa dan Monika kompak.
“ Setelah gue pikir-pikir semua surat yang dikirim itu saling berkaitan satu sama lain dan gue yakin masih akan ada surat berikutnya yang akan datang.’’
‘’Brilian!’’ Monica bersemangat. ‘’Berarti besok kita harus datang pagi-pagi untuk menangkap pelakunya.’’
***
Pagi-pagi sekali Blieezz sudah berada di sekolah. Keyakinan dapat menemukan pengirim surat tersebut sudah sangat kuat. Tapi sayang setelah lama menunggu apa yang diharapkan tidak kunjung muncul. Jangankan menemukan pelakunya, surat biru yang diperkirakan akan ada di meja Kanaya pagi itu pun hilang entah kemana. Pupus lah harapan untuk menemukan pengirimnya sebelum acara valentine tiba.
Kanaya sudah memutuskan untuk datang ke acara tersebut seorang diri karena dia tidak mungkin pergi bersama Blieezz. Monica dan Delisa akan pergi bersama cowok mereka masing-masing. Naya tidak mungkin mengganggu acara kedua sahabat baiknya. Acara yang ditunggu-tunggu oleh banyak kaum remaja terutama siswa-siswa REPLIKA BANGSA itu pun tiba. Kanaya baru saja sampai di tempat acara Valentine tersebut dilaksanakan. Suara musik yang mengalun romantis ditambah hiruk pikuk suara tamu yang datang membuat Kanaya merasa enjoy. Setidaknya dia tidak mengurung diri di kamar melewati malam yang sangat bersejarah bagi banyak kaum remaja itu sendirian. Tiba-tiba Kanaya tersontak kaget melihat seorang pria bertopeng memegang kertas bersampul biru mendekatinya. Kertas itu mirip dengan surat yang pernah diterimanya. Benar saja surat tersebut adalah milik Kanaya.
Aku ada disini mengagumi mu meski tak ada yang pedulikan ku
Rasa ini nyata mengiginkan mu meski tak seorangpun yang tau
Rindu ini tak terbendung mengharapkan mu
Meski kau tak pernah menoleh untuk sekadar tersenyum
Dan aku masih akan tetap disini  menatap mu diam dari persembunyian ku
Hati Kanaya berbunga-bunga membaca surat yang diberikan pria bertopeng itu. Yang  lebih membuat Kanaya merasa sangat bahagia adalah pria tersebut jujur mengakui sangat mencintai Kanaya. Dan lebih suprise lagi dia adalah Adrian. Acara Valentine malam itu terasa semakin indah saat Adrian dan Kanaya berdansa diiringi lagu-lagu romantis.
‘’Bruuugg....’’
‘’Auu... sakiit...’’Kanaya meringis sambil merapikan alat tulis, kertas dan buku-buku yang berserakan dilantai. Diliriknya jam dinding yang menghiasi kamar tidurnya. Kanaya baru sadar kalau semalam ia tertidur dimeja belajarnya. Dan bangun kesiangan untung saja hari minggu jadi dia tidak perlu buru-buru berangkat ke sekolah. Kanaya tersenyum melihat selembar kertas biru yang ia temukan berisi tulisan indahnya. Tiba-tiba saja kenangan 4 tahun yang lalu kembali memenuhi ingatannya.
‘’Adrian’’
Dia teringat akan sosok Adrian pria perfect, cool dan pendiam aset berharga REPLIKA BANGSA. Selain wajahnya yang keren Adrian juga merupakan anggota aktif osis, pintar, dan kemampuan bermusiknya tidak perlu diragukan lagi. Hampir semua alat musik bisa ia mainkan. Sebut saja gitar, piano dan masih banyak alat musik lainnya. Adrian adalah satu-satunya pria yang sangat Kanaya cintai. Adrian yang membuat Kanaya meneteskan air mata disaat pesta kejutan ultah teman sekelasnya. Pada saat itu Adrian dengan bahagianya merencanakan pesta kejutan untuk Desna. Dengan senyum yang terus mengembang Adrian memberikan kue tart kepada Desna yang membuat Kanaya tidak bisa membendung air matanya yang mengalir deras.
‘’Hmmm’’ Kanaya kembali tersenyum masam menyadari semua yang baru saja terjadi. Menyadari bahwa sampai saat ini dia masih sangat mengharapkan Adrian dan belum bisa menghapus nama Adrian dari hatinya.

Selesai

Kamis, 24 Mei 2012

Pemurnian Zat Padat

PEMURNIAN ZAT PADAT

I.    Hari / Tanggal :     Rabu, 21 Maret 2012

     Melakukan kristalisasi dengan baik
     Memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
     Menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
     Memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi
II.    Tujuan     :





III.    Landasan Teori

Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur kristal yang berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan zat padat semacam itu. Tak seperti zat pada kristal, zat amorf tidak mempunyai titik-titik leleh tertentu yang tepat. Sebaliknya zat amorf melunak secara bertahap bila dipanasi dan meleleh dalam suatu jangka temperatur .Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar. Karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion ataupun molekul zat padat ini juga tersusun secara simetris (Keenan, 1991).

Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam (rentangan suhunya kecil), sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan suhu yang besar. Partikel zat padat amorf sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab itu, pembahasan zat padat hanya membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomorfik (sama bentuk), contohnya NaF dengan MgO, K2SO4 dengan K2SeO4, dan Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomorfik tidak selalu dapat mengkristal bersama secara homogen. Artinya satu partikel tidak dapat menggantikan kedudukan partikel lain. Contohnya, Na+ tidak dapat menggantikan K+ dalam KCl, walaupun bentuk kristal NaCl sama dengan KCl. Suatu zat yang mempunyai dua kristal atau lebih disebut polimorfik (banyak bentuk), contohnya karbon dan belerang. Karbon mempunyai struktur grafit dan intan, belerang dapat berstruktur rombohedarl dan monoklin (Syukri, 1999).

Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).

Pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses rekristalisasi adalah pelarut cair, karena tidak mahal, tidak reaktif dan setelah melarutkan zat padat organik bila dilakukan penguapan akan lebih mudah memperolehnya kembali. Kriteria pelarut yang baik:
     Tidak bereaksi dengan zat padat yang akan direkristalisasi
     Zat padatnya harus mempunya kelarutan terbatas (sebagian) atau relatif tak larut dalam pelarut, pada suhu kamar atau suhu kristalisasi
     Zat padatnya mempunyai kelarutan yang tinggi (larut baik) dalam suhu didih pelarutnya
     Titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan direkristalisasi
Cara rekristalisasi yang dilakukan ditentukan oleh jenis pengotor yang akan dibuang atau di pisahkan (Harizon.2003;18).

Sublimasi merupakan cara yang digunakan untuk pemurnian senyawa – senyawa organic yang berbentuk padatan. Pemanasan yang dilakukan tehadap senyawa organic akan menyebabkan terjadinya perubahan sebagai berikut: apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan padat, pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian mendidih. Disini terjadi perubahan fase dari padat ke cair lalu kefase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan cair. Pada tekanan dan temperature tertentu (pada titik didihnya) akan berubah menjadi fase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan padat, pada tekanan dan temperature tertentu akan lansung berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh karena itu, untuk mendapatkan zat-zat padat yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya. Rekristalisai dapat dilakukan dengan cara melarutkan cuplikan kedalam pelarut yang sesuai (Underwood,2002:169).

Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar kristal-kristal yang terbentuk selama berlangsungnya pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin sekali (meski tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum, sangat menguntungkan, karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya bisa tercapai (Svehla, 1979).

Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan, tergantung pada dua faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, tetapi tak satupun dari ini akan tumbuh menjadi terlalu besar, jadi terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti. Laju pertumbuhan kristal merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan berlangsung. Jika laju ini tinggi, kristal-kristal yang besar akan terbentuk yang dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh (Svehla, 1979).

Titik leleh suatu zat adalah temperature pada fase padat dan cair ada dalam kesetimbangan. Jika kesetimbangan semacam ini diganggu dengan menambahkan atau menarik energy panas, sistemakan berubah bentuk lebih banyak zat cair atau lebih banyak zat padat. Namun temperature akan tetap pada titik leleh selama fase itu masih ada perubahan dari cair menjadi padat disebut pembekuan dan proses kebalikannya disebut pelelehan atau peleburan. Titik leleh suatu padatan sama dengan titik beku suatu cairan (Chang, 2004:391).

Naftalena (C10H8) merupakan senyawa murni pertama yang diperoleh dari fiksasi didih lebih tinggi dari batu bara. Naftalen mudah di isolasi karena senyawa ini menyublim dari gas sebagai padatan Kristal tak bewarna yang indah, dengan titik leleh 800 ⁰C. naftalen merupakan molekul planar dengan dua cincin benzene yang berfusi (bergabung). Sedangkan naftol merupakan senyawa yang mempunyai struktur yang mirip atau hampir sama dengan naftalen kecuali ada gugus OH yang berada pada struktur naftol sehingga naftalena dan naftol bukan senyawa yang sama melainkan senyawa yang berbeda. Untuk memisahkan kedua senyawa ini, metode ekstraksi tidak dapat langsung digunakan melainkan salah satu senyawa tersebut harus ditransformasi menjadi ion sehingga mempunyai kelarutan berbeda (http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/pemisahan-dan-pemurnian-zat-padat).

IV.    Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah;
o    Gelas kimia 100 ml
o    Kawat kasa
o    Bunsen
o    Kaki tiga
o    Corong buchner
o    Batang pengaduk
o    Cawan penguap
o    Kertas saring
o    Gelas wool
o    Alat MPA

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu;
o    Kapas
o    Asam benzoat tercemar
o    Naftalen tercemar
o    Air suling

V.    Prosedur Kerja

a.    Percobaan Rekristalisasi


Diisi dengan 0,5 gr asam benzoat tercemar
Dimasukkan air panas sampai larut semua

Disaring dengan corong Buchner dalam keadaan panas
       
Disiram yang tertinggal
                Dijenuhkan, dinginkan hingga terbentuk kristal
                Disaring kristal dengan corong Buchner
               

                Dikeringkan
                Diuji titik leleh dan bentuk kristal


b.    Percobaan Sublimasi


Diisi dengan 1-2 gr naftalen tercemar
Ditutup dengan kertas saring
Disumbat corong dengan kertas wool dan diletakkan diatas cawan
Dibakar sampai semua zat habis
Dikumpulkan zat yang ada di kertas saring dan corong
Diuji titik leleh dan bentuk kristalnya

VI.    Data Hasil Pengamatan

     Rekristalisasi

Tabel hasil percobaan rekristalisasi asam benzoat

Percobaan    Hasil
50 ml air suling dipanaskan    Ada gelembung-gelembung
0,5 gr asam benzoat + air panas    Ada endapan
Dijenuhkan dan didinginkan    Terbentuk kristal panjang seperti jarum
Uji titik leleh (digital)    129,4 ⁰C
Uji titik leleh (manual)    Tidak dilakukan


     Sublimasi

Tabel hasil percobaan sublimasi naftalen

Percobaan    Hasil
1-2 gr naftalen dipanaskan    Terbentuk kristal menempel di kertas saring
Uji titik leleh (digital)    202,3 ⁰C
Uji titik leleh (manual)    Tidak dilakukan


VII.    Pembahasan

Terdapat beberapa cara dalam proses pemisahan dan pemurnian zat yaitu antara lain:kristalisasi, destilasi, sublimasi, rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi, dan penukaran ion. Tetapi yang dilakukan yaitu rekristalisasi dan sulimasi yang bertujuan melakukan kristalisasi dengan baik, memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi, menjernihkan dan menghilangkan warna larutan serta memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi. Prinsip dari pemisahan dan pemurnian zat padat akan lebih larut dalam pelarut panas dibandingkan dengan pelarut dingin. Kristalisasi dari zat murni akan menghasilkan Kristal yang identik  dan teratur bentuknya sesuai dengan Kristal senyawanya (oxtoby,2001).

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melakukan rekristalisasi dengan baik, memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi, menjernihkan dan menghilangkan warna larutan, serta memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi.
Pada percobaan ini hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan pemurnian zat padat ini yaitu; gelas kimia 100 ml, kawat kasa, bunsen, kaki tiga, batang pengaduk, corong Buchner, cawan penguap kertas saring, gelas wool, alat MPA, air suling, asam benzoat tercemar, naftalen tercemar, dan kapas.

Percobaan pertama yaitu kristalisasi asam benzoat (rekristalisasi). Rekristalisasi adalah salah satu cara pemurnian zat padat yang dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali (Arsyad,2001:84).

Pada percobaan reksristalisasi asam benzoat ini, sampel asam benzoat kotor dilarutkan menggunakan pelarut air yang dalam keadaan panas. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan zat pencemarnya. Syarat-syarat yang harus sesuai adalah sebagai berikut : 1) pelarut tidak bereaksi dengan zat yang dilarutkan,2) pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan, dan tidak melarutkan zat pencemarnya, 3) titik didih pelarut harus rendah. Hal ini akan mempermudah proses pengeringan kristal yang terbentuk, 4) titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh zat yang akan dimurnikan agar zat tersebut tidak terurai (http://www.google.co.id). Sesuai dengan persyaratan itulah mengapa yang digunakan untuk melarutkan asam benzoat kotor adalah air. Air dibuat dalam keadaan panas pada saaat melarutkan asam benzoat, karena mengingat kecepatan suatu zat untuk dapat larut dipengaruhi salah satunya oleh suhu pelarut.

Dalam percobaan 50 ml air suling dipanaskan dalam gelas kimia 100 ml sampai timbul gelembung-gelembung air. Kemudian 0,5 gr asam benzoat tercemar dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml yang lain, lalu ditambahkan air panas tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga sampel asam benzoat tercemar tersebut larut semua. Dengan menggunakan corong Buchner saring campuran tersebut dalam keadaan panas dan di tampung filtratnya didalam gelas kimia. Endapan yang tersisa disiram dengan air panas. Setelah itu filtratnya dijenuhkan dan didinginkan hingga terbentuk kristal. Kristal yang terbentuk di saring dan dikeringkan.

Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu terbentuk kristal asam benzoat panjang-panjang tajam seperti jarum berwarna putih. Dari kristal asam benzoat yang diperoleh ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan alat digital MPA (Melting Point Apparatus). Diperoleh titik leleh asam benzoat yaitu sebesar 129,1 ⁰C.

Asam benzoat ( C7H6O2 atau C6H5COOH) adalah padatan kristal bewarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari sum benzoin (getah kemenyan) yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garamnya digunakan sebagai pengawet makanan (Svehle.1979).

Percobaan yang kedua yaitu sublimasi naftalen. Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu. Misalkan es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud padat.

Pemurnian dengan metoda sublimasi ini dapat dilakukan karena adanya perbedaan kemampuan untuk menyublim pada suhu tertentu antara zat murni dan pengotornya. Pemurnian naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dilakukan dikarenakan karena sifat naftalen yang mudah menyublim dan merupakan padatan Kristal yang tak berwarna (http://www.wikipedia.com/Sublimasi-(kimia).htm).

Pada percobaan sublimasi ini 1-2 gr naftalen tercemar dimasukkan kedalam cawan penguap. Kemudian cawan penguap tersebut ditutup dengan menggunakan kertas saring yang telah dibuat lobang-lobang kecil. Lalu letakkan corong yang telah disumbat dengan gelas wool atau kapas diatas kasa dari pembakaran. Selanjutnya dipanaskan dengan api kecil. Pembakaran dihentikan setelah semua zat yang akan di sublimasi habis yaitu ± 5 menit. Zat-zat berupa kristal yang ada pada kertas saring dan corong dikumpulkan dan ditentukan titik lelehnya.

Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu terbentuknya kristal naftalen bewarna putih berbentuk butiran-butiran atau serpihan-serpihan kecil. Kristal naftalen yang diperoleh ditentukan titik lelehnya dengan menggunakan alat digital MPA (Melting Point Apparatus). Diperoleh titik leleh naftalen yaitu 202,3 ⁰C.

Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair, kemudian terkondensasi menjadi padatan atau kristal kembali. Sehingga dalam proses sublimasi, naftalen tidak berubah menjadi senyawa lain, hanya beubah bentuk (fase) dari padat ke gas (http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/pemisahan-dan-pemurnian-zat-padat).


VIII.    Diskusi

Pada percobaan rekristalisasi asam benzoat tercemar diperoleh kristal asam benzoat berbentuk panjang-panjang seperti jarum berwarna putih.
Untuk mengetahui apakah asam benzoat yang didapatkan murni atau tidak adalah dengan membandingkannya dengan kristal yang sebelumya. Apakah kristal yang didapatkan lebih bersih atau tidak dari pada kristal asam benzoat awal (http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/pemisahan-dan-pemurnian-zat-padat).

Hasil yang diperoleh belum benar-benar murni, hal ini disebabkan oleh adanya banyak faktor antara lain adalah proses penyaringan yang tidak sempurna sehingga masih ada pengotor yang masih ikut tersaring, disebabkan zat yang mudah menggumpal pada keadaan dingin dan menyebabkan melebar. Pada saat penyaringan yang memungkinkan ada yang keluar dari corong Buchner dan ikut jatuh kepenampungan (gelas kimia).

Titik leleh asam benzoat yang diperoleh dalam percobaan rekristalisasi ini juga tidak sesuai dengan yang ada pada literatur atau teori. Pada percobaan diperoleh titik leleh asam benzoat 129,1 ⁰C sedangkan menurut teori yang ada titik leleh asam benzoat adalah 123 ⁰C. Hal ini dikarenakan kristal asam benzoat yang dihasilkan belum benar-benar murni.

Pada percobaan yang terakhir yaitu sublimasi naftalen tercemar diperoleh kristal naftalen berbentuk serpihan-serpihan kecil berwarna putih. Hasil kristal yang diperoleh ini sama dengan percobaan rekristalisasi sebelumnya, dimana kristal naftalen yang diperoleh belum benar-benar murni. Akibatnya titik leleh naftalen yang dihasilkan sangat jauh berbda dengan titik leleh naftalen yang ada pada teori/literatur. Berdasarkan percobaan diperoleh titik leleh naftalen yaitu 202,3 ⁰C sedangkan menurut teori yang ada titik leleh naftalen adalah sebesar 80 ⁰C.

Kegagalan dan kesalah yang terjadi dalam percobaan ini dikarenakan kurang ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan. Selain itu alat-alat yang digunakan juga tidak dalam keadaan baik.
Pertanyaan :

1.    Mengapa larutan harus dibuat dalam keadaan panas yang mendekati titik didih pelarutnya?
Jawab :
Agar larutan tersebut dapat disaring sebelum terdapat endapan, pada zat murni biasanya pada suhu yang lebih rendah dari pelarutnya lebih mudah membeku.

2.     Zat yang bagaimanakah yang dapat di murnikan dengan cara rekristalisasi? Jelaskan!
Jawab :
     Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang dilarutkan
     Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan, dan tidak melarutkan zat pencemarnya
     Titik didih pelarut harus rendah. Hal ini akan mempermudah proses pengeringan kristal yang terbentuk
     Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh zat yang akan dimurnikan agar zat tersebut tidak terurai

3.    Apa tujuan menutup cawan dengan kertas saring yang berlubang?
Jawab:
Agar uap yang berupa kristal dapat tertampung pada kristal saring.

4.    Zat-zat dengan tekanan uap bagaimanakah yang dapat disublimasi pada suhu kamar?
Jawab:
Zat-zat yang mempunyai titik trivel di atas titik trivel air.

IX.    Kesimpulan

     Proses pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan kristalisasi dan sublimasi.

     Prinsip pemisahan dan pemurnian zat padat dengan teknik rekristalisasi didasarkan pada  adanya perbedaan kelarutan zat padat dalam pelarut murni maupun pelarut campuran.

     Pemurnian dengan metoda sublimasi dapat dilakukan karena adanya perbedaan kemampuan untuk menyublim pada suhu tertentu antara zat murni dan pengotornya.

     Kriteria pelarut yang baik yaitu; tidak bereaksi dengan zat padat yang akan direkristalisasi, zat padatnya harus mempunya kelarutan terbatas (sebagian) atau relatif tak larut dalam pelarut pada suhu kamar atau suhu kristalisasi, zat padatnya mempunyai kelarutan yang tinggi (larut baik) dalam suhu didih pelarutnya, titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan direkristalisasi.

X.    Daftar Pustaka

Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta : Gramedia

Chang, Raymond. 2004.

Keenan, Charles W, dkk. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Oxtoby. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga

Svehla. 1979. Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT Kalman Media Pusaka

Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB Press

Underwood. 2002. Analisa Kualitatif Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga

http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/pemisahan-dan-pemurnian-zat-padat

http://www.wikipedia.com/Sublimasi-(kimia).htm

http://www.google.co.id

Pemisahan dengan Metode Refluks

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Simplisia dapat digunakan secara langsung atau diolah menjadi suatu bentuk sediaan herbal. Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda.Untuk memudahkan dalam proses produksi sediaan herbal dilakukan suatu proses ekstraksi.

1.2.    Rumusan Masalah

     Apakah pengertian dari ekstraksi?
     Apa itu metode refluks?
     Apa keuntungan dan kerugian metode refluks?

1.3.    Tujuan Penulisan

     Untuk mengetahui apa itu ekstraksi
     Untuk mengetahui apa itu metode refluks
     Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian metode refluks

1.4.    Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode literatur, yaitu mengembil informasi dari buku-buku, internet dan bahan bacaan lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno, 1989).
Ekstraksi diartikan jugasebagai kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu

3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.

4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.
http://www.panca_tia's.blogspot.com/weblog/refluks.htm

2.2. Metode Refluks

Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguapa atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.
http://www.Al-ChemistUngu.blogspot.com/refluks.html



Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah
     Semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga.
     Kemudian dimasukkan batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang
     Campuran diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya.
     Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi.
     Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, terus akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah, mengekstraksi lagi dan begitu terus.
     Demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyaringan sempurna
     Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam.
     Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan. K
     Gas N2 dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar.

Dilakukan dengan menggunakan alat destilasi, dengan merendam simplisia dengan pelarut/solven dan memanaskannya hingga suhu tertentu. Pelarut yang menguap sebagian akan mengembung kembali kemudian masuk ke dalam campuran simplisia kembali, dan sebagian ada yang menguap.
2.3. Keuntungan dan Kerugian Metode Refluks

Keuntungan dari metode refluks adalah:
     Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar, dan
     Tahan pemanasan langsung.
Kerugian dari metode refluks adalah:
     Membutuhkan volume total pelarut yang besar,dan
     Sejumlah manipulasi dari operator.
http://www.catatankimia.com/metoda-ekstraksi.html

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

     Ekstraksi diartikan jugasebagai kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
     Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguapa atau volatile.
     Keuntungan dari metode refluks adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
     Kerugian dari metode refluks adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.


ilusi

Aku tak mengerti
Mengapa embun pagi datang memberi kesejukan
Mengapa mentari tersenyum indah menyapa ku
Menemani langkah perjalanan lelah ku

Aku tak mengerti
Indahnya sang mega terus menaungi ku
Terangnya cahaya bintang menyinari langkah ku
Riangnya kunang-kunang malam setia menemani sepi ku
Sang bulan pun ikut temani tidur lelap ku

Aku tak mengerti
Mengapa semua yang ku rasa
Mengapa semua yang ku pikirkan
Mengapa semua yang ku lihat
Mengapa semua yang ku dengar
Mengapa semua itu hanyalah ilusi dan mimpi ku semata

Aku tak pernah mengerti
Dan aku masih tak mengerti dengan apa yang terjadi
Semua hanya khayal yang mungkin sulit dimengerti

Pernah Ada



Pernah ada...
Senyum canda tawa hadir saat bersama

Pernah ada...
Tangis bahagia saat mengakui cinta

Pernah ada...
Kata puisi lagu menjadi senandung langkah kita

Pernah ada...
Mimpi harapan asa menjemput hari esok berdua

Pernah ada...
Cerita dongeng indah penghibur saat lara

Dan pernah ada...
Air mata goresan luka menyadari kesalahan yang tercipta

Yaa...
Pernah ada...
Kenangan yang tak begitu indah
Kebodohan mencintai orang yang salah

sandiwara

Senyum penuh tawa perlahan memudar
Pancaran rona bahagia semakin menghilang
Cinta yang membara meredup mengikuti alurnya
Raut kesedihan perlahan mendekati nyatanya

Rasa itu berlari pergi
Bayang itu semakin jauh melangkah
Jarak yang tercipta semakin jelas dan pasti
Jurang pemisah semakin terjal dan dalam
Semua semakin nyata
Menyisakan air mata dan luka

Aku mencintaimu....
Aku menyayangimu....
Aku merindukanmu....
Palsuuu!
Semua hanya sandiwara yang kau cipta menjadi cerita

sebuah khayal

Sampai detik ini aq sadar kau tak pernah ada
Aq tau kau hanya maya,
aq pahami semua khayal ini
Dan aq semakin tenggelam dalam takdir q
Terpuruk dalam istana ciptaan q
Menghakimi rasa tak bernyawa yang hanya diam
Seuntai cerita yang hanya bisa terkubur indah
Sepenggal kata yang tak terdengar
Bermain gembira dalam rongga jiwaa

Jauh q berlari
Berjalan mengitari waktu yang mungkin saja tak berputar
Aq memiliki mu, kau ada dihadapan tersenyum menatap q
Sejenak q terlelap dipelukanmu
Satu keadaan indah yang selalu tersimpan

Tapi, kadang aq bingung
Mengapa tak ada yang mendengar jeritan q
Tak ada yang tau ucap hati q
Dan kau pun tak mendengar bisikan lewat angin yang berhembus lembut itu
Akhirnya aq mengerti mengapa itu terjadi
Nyatanya tak pernah ada kata yang keluar dari bibir ini
Tak sedikitpun tersisa kekuatan q untuk berdiri nyata dihadapan mu
Membuang semua rasa yang memenuhi raga ini

Keadaan itu... aq rindu keadaan itu
Aq rindu terlelap dipelukan mu
Dan aq rindu senyum manis itu
Yaa... aq rindu khayalan bodoh itu
Aach...! aq tak mengerti mengapa ini terjadi
Untuk siapa rindu ini???


ibu

Aq bertahan disini karena mu,,
Tanpa mu aq merasa bukan siapa’’
Tanpa mu aq hanyalah serpihan kaca yang terlupakan
Tanpa mu aq tak berarti apa’’
Tanpamu aq hanya sehelai daun layu
Terbawa hembusan angin  terhempas di padang
Aq merasa ada karena mu
Aq memiliki kehidupan karena mu
Aq berdiri disini juga karena mu
Aq bertahan dengan cinta itu juga kerena mu
Karena mu ibu aq mampu menatap dunia
Karena mu ibu aq mampu melihat cakrawala
Dan karena mu juga aq merasa ada

Ibu......
Engkau membuat ku tegar walau terhempas gelombang badai kehidupan
Engkau membuat ku meneteskan air mata disaat bahagia
Engkau membuat ku mengerti arti cinta
Engkau membuat ku mengerti arti pengorbanan
Dan engkau ibu membuat ku mengerti arti kehidupan
Ibu aq merasa sempurna karena mu...
Terima kasih ibu...
Terima kasih untuk semua kasih sayang yang tulus dari mu..

PERENCANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN KIMIA

 BAB I
PNDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Perencanaan pembelajaran pada prinsipnya adalah proses penerjamahan kurikulum yang berlaku menjadi program-progam pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan untuk mempermudah bagaimana seseorang belajar maka dirancanglah suatu program pembelajaran.

1.2.    Rumusan Masalah

     Apa itu perencanaan pembelajaran?
     Apa tujuan dan fungsi perencanaan program pembelajaran?
     Apa model-model perencanaan program pembelajaran?
     Bagaimana contoh perencanaan program pembelajaran?

1.3.    Tujuan Penulisan

     Untuk mengetahui apa itu perencanaan program pembelajaran
     Untuk mengetahui apa tujuan dari perencanaan program pembelajaran
     Untuk mengetahui model-model perencanaan program pembelajaran
     Untuk mngetahui contoh perencanaan program pembelajaran


1.4.    Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode literatur, dimana penulis mengambil informasi dari buku-buku, internet dan lain sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Pengertian Perencanaan pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya konsep, rancangan, atau program, dan perencanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan. Selain itu, rencana dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Menurut H.B. Siswanto (2007:42) perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Menurutnya, merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumberdaya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumberdaya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan .

George R. Terry dan Leslie W. Rue (2009:9) menyatakan bahwa planning atau perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Sementara itu, Mulyasa (2006:223) menjelaskan  bahwa  perencanaan adalah suatu bentuk dari pengambilan keputusan (decision making).

Hamzah B. Uno (2008: 2) juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan  definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan mengandung  paling sedikit 4 unsur yaitu:
a. ada tujuan yang harus dicapai
b. ada strategi untuk mencapai tujuan
c. sumber daya yang mendukung
d. implementasi setiap keputusan

Perencanaan selalu mempunyai arah yang hendak dicapai yaitu tujuan yang harus dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Strategi untuk mencapai tujuan berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana. Penetapan sumber daya yang dapat mendukung diperlukan untuk mencapai tujuan meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.

Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif untuk memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan pengkajian dan penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.

Sedangkan pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  berasal dari kata belajar yang artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; atau berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan seseorang belajar.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Masnur Muslich (2007:71) juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehinggga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada ahirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Degeng dalam Hamzah B. Uno (2008:2) mendefenisikan dengan singkat bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

Richard L. Daft (2003:30) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah sebuah perubahan prilaku atau suatu perubahan kinerja yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Hal ini juga dibenarkan oleh Slavin dalam H. Douglas Brown (2007:8) yang mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah sebuah perubahan dalam diri seorang yang disebabkan oleh pengalaman. Pernyataan ini juga didukung oleh Kunandar (2009:287) yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar  yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.

2.2. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Program Pembelajaran

Tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan memblajarkan siswa sesuai yang di programkan (Sagalah, 2003).

Fungsi perencanaan program pembelajaran adalah:

     Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan siswa untuk mencapai tujuan
     Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
     Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
     kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat¬-minat siswa, dan mendorong motivasi belajar
     Mengurangi dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
     Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada siswa (Oemar Hamalik, 2001)

2.3. Model-Model Perencanaan Program Pembelajaran

A.    Perencanan Pembelajaran Versi PBTE

Pengembangan program instruksional dilaksanakan dengan pendekatan sistemik. Pendekatan ini mempertimbangkan semua faktor dan komponen-komponen yang ada, sehingga pelaksanaan program akan berjalan secara efesien dan efektif.
Berdasarkan pola pendekatan tersebut maka sistem instruksional dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut:
     Merumuskan asumsi-asumsi secara jelas, eksplisit dan khusus
     Mengidentifikasi komfetensi
     Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif
     Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assement
     Pengelompokan dan penyusunan tujuan-tujuan pembelajaran berdasarkan urutan psikologis untuk mencapai maksud-maksud instruksional
     Mendesain strategi instruksional
     Mengorganisasi siste pengelolaan kelas
     Mencobakan program
     Menilai desain instruksional
     Memperbaiki kembali program

B.    Perencanaan Pembelajaran Sistematis

Suatu model penggunaan pendekatan sistem dalam rangka mengembangkan course design, adalah sebagai berikut:
     Identifikasi tugas-tugas dan analisis tugas
     Penetapan keampuan sfesifikasi pengetahuan, keterampilan dann sikap
     Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
     Perumusan tujuan
     Kriteria keberhasilan program
     Organisasi sumber-sumber belajar
     Pemilihan strategi pengajaran
     Uji lapangan program
     Pengukuran reliabilitas program
     Perbaikan dan peyesuaian program
     Pelaksanaan program
     Monitoring program

C.    Perencanaan Pembelajaran Model Davis
Teknik merancang sistem belajar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut:
     Menetapkan status sistem pengajaran
     Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran
     Merencanakan dan melaksanakan evaluasi
     Mendeskrifsikan dan mengkaji tugas
     Melaksanakan prinsif-prinsif belajar
( prof. Dr. Oemar Hamalik. 2001)


2.4. Contoh Perencanaan Program Pmbelajaran

RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus.
Komponen-komponen RPP;
1.    Tujuan pembelajaran
2.    Materi/Isi
3.    Strategi dan Metode Pembelajaran
4.    Media dan Sumber Belajar
5.    Evaluasi

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

     Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar  yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.
     Tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan memblajarkan siswa sesuai yang di programkan.
     Ada tiga model perencanaan pembelajaran yaitu; perencanan pembelajaran versi PBTE, perencanaan pembelajaran sistematis, dan perencanaan pembelajaran model Davis
     Contoh perencanaan program pembelajaran adalah sebuah RPP

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara

http://www.Hendriansyah.blogspot.com/pengertian-perencanaan-pembelajaran.html

http://www.Donydonkers.blogspot.com/Definisi-Perencanaan-Pembelajaran.html

http://www.wikipedia.com/Defenisi-Perencanaan-Pembelajaran-Menurut-Para-Ahli.htm

Rabu, 23 Mei 2012

Enzim

SEJARAH, PENGERTIAN, PERAN dan KLASIFIKASI ENZIM

SEJARAH DITEMUKANNYA ENZIM

Pengetahuan tentang katalis telah dirintis oleh Berzelius pada tahun 1837. Ia mengusulkan nama ‘’katalis’’ untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Proses kimia yang terjadi dengan pertolongan enzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan anggur dengan cara fermentasi atau peragian. Demikian pula pembuatan asam cuka termsuk proses kimia berdasarkan aktivitas enzim. Dahulu proses fermentasi dianggap hanya terjadi dengan adanya sel  yang mengandung enzim. Pasteur adalah salah seorang yang banyak bekerja dalam fermentasi ini. Anggapan tersebut berubah setelah Buchner membuktikan bahwa cairan yang berasal dari ragi tanpa adanya sel hidup dapat menyebabkan terjadinya fermentasi gula menjadi alkohol dan karbondioksida. Hingga sekarang kata ‘’enzim’’ yang berarti ‘’di dalam ragi’’ tetap dipakai untuk nama katalis dalam proses biokimia.
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh Summer pada tahun 1926 yang telah brhasil mengisolasi urease dari ‘’kara pedang’’ (jack bean). Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin, tripsin, kimotripsin. Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah suat protein.
Sejak tahun 1926 pengetahuan tentang enzim atau ezimologi berkembang dengan cepat. Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata bahwa banyak enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein. Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan ferriprotorfirin. Ada juga enzim yag terdiri atas protein dan logam. Misalnya askorbat oksidase adalah protein yang mengikat tembaga.

PENGERTIAN ENZIM

     Enzim adalah biokatalisator yang diproduksi oleh jaringan hidup dan enzim meningkatkan laju reaksi yang mungkin terjadi dalam jaringan.

     Enzim ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi didalamnya sedang pada saat akhir proses enzim akan melepaskan diri seolah – olah tidak ikut bereaksi dalam proses tersebut.

     Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh makhluk hidup karena adanya katalis yang mampu mempercepat reaksi.

     Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.

     Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).


PERANAN ENZIM

Terdapat berbagai macam peranan enzim yakni :
a.    Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau pelepasan oksigen.
b.    Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
c.    Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen, electron atau penambahan oksigen
d.    Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan diikuti pemecahan                               molekul pada ikatan yang ditambah H20.
e.    Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
f.    Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karbosil.
g.    Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
h.    Transferase yaitu reaksi pemindahan suatu radikal.

Selain itu peranan enzim juga terdapat dalam metabolisme dan sebagai alat diagnosa :
1)    Peran enzim dalam metabolisme
Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup.Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang lebih kecil (katabolisme).Adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
2)    Peranan enzim sebagai alat diagnosis
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:
1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit        tertentu.
Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai berikut:
•    Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah
•    Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.
2. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.
Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari petanda (marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut:
•    Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.
•    Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.
•    Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.
3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.
Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
•    Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim akan mengikat senyawa yang sama.
•    Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan antibodi tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut.

KLASIFIKASI ENZIM

Enzim digolongkan menurut reaksi yang di ikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin, dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry , enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan. Enam golongan trsebut ialah:
1.    Oksidoreduktase

Enzim-enzim yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi dalam dua golongan yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa(donor). Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor). Reaksi pembentukan aldehida dari alkohol adalah contoh reaksi dehidrogenase.
Jenis reaksi yang dikatalis adalah pemindahan elektron. Sering mempergunakan koenzim seperti NAD¬+, NADP+, FAD,  atau lipoatsebagai akseptor hydrogen. Nama umum lainnya adalah dehidrogenase, oksidase, peroksidase, dan reduktase.

Enzim-enzim oksidase juga bekerja sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat. Dalam reaksi ini yang bertindak selaku akseptor hidrogen ialah oksigen. Sebagai contoh enzim glukosa oksidase sebagai katalis pada reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat.

Glukosa + O2      asam glukonat + H2O2


2.    Transferase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltransferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, asiltransferase, dan amino transferase atau disebut juga transaminase.

3.    Hidrolase

Enzim yang termasuk dalam kelompok ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Ada tiga jenis hidrolase, yaitu yang memecah ikatan ester, memecah glikoksida, dan yang memecah ikatan peptida. Beberapa contoh ialah esterase, lipase, fosfatase, amilase, amino peptidase, karboksi peptidase, pepsin, tripsin, kimotripsin.

4.    Liase

Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi pemisahan suatu gugus dari suatu substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya. Contoh enzim golongan ini antara lain dekarboksilase, aldolase, hidratase.
Piruvat dekarboksilase adalah enzim yang bekerja pada reaksi dekarboksilasi asam piruvat dan menghasilkan aldehida.
Enzim aldolase bekerja pada reaksi pemecahan molekul fruktosa 1,6-difosfat menjadi dua molekul triosa yaitu dihidroksi aseton fosfat dan gliseraldehida-3-fosfat.
Adapun enzim fumarat hidratase berperan dalam reaksi penggabungan satu molekul H2O kepada molekul asam fumarat dan membentuk asam malat.


5.    Isomerase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler, misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa, perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa trans dan lain-lain.
Contoh enzim yang termasuk golongan isomerase antara lain ialah ribulosafosfat epimerase dann glukosafosfat isomerase. Enzim ribulosa epimerase merupakan katalis bagi reaksi epimerisasi ribulosa. Dalam reaksi ini ribulosa-5-fosfat diubah menjadi xilulosa-5-fosfat. Disamping itu reaksi isomerisasi glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat dapat berlangsung dengan bantuan enzimglukosa fosfat isomerase.


6.    Ligase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim-enzim tersebut juga dinamakan sintetase. Contoh enzim golongan ini antara lain ialah glutamin sintetase dan piruvat karboksilase. Enzim glutamin sintetase yang terdapat dalam otak dan hati merupakan katalis dalam reaksi pembentukan glutamin dari asam glutamat.
Glutamat + ATP + NH4+            glutamin + ADP + Panorg

Disamping itu enzim karboksilase bekerja dalam reaksi pembentukan asam oksaloasetat dari asam pirivat.

Asam piruvat + ATP + CO2          asam oksaloasetat + ADP + Panorg

Sumber:
Anna Poedjiadi dan F.M. Titin Supriyanti. 2007.
Rex Mortgomery, dkk. 1993.
http://www.wikipedia.com/the-free-encyclopedia
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/04/enzim-dan-respirasi-pada-tumbuhan.html
http://www.AdhyzalKandarY.blogspot.com/Peranan-enzim.htm
www.alvina.blogspot.com/enzim-dan-respirasi-pada-tumbuhan.html