Selasa, 31 Juli 2012

Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Istilah evaluasi bukan lagi merupakan suatu kata yang asing dalam kehidupan masa sekarang, apalagi bagi orang yang terlibat dalam dunia pendidikan. Aktivitas evaluasi ini sudah dilaksanakan manusia sejak zaman dahulu, sejak manusia mulai berpikir. Istilah evaluasi sekarang sudah mempunyai padanan kata dalam bahasa indonesia, yaitu penilaian. Kenyataannya, sekarang ini banyak orang yang melakukan kegiatan evaluasi, tetapi tidak mempunyai pemahaman yang utuh terhadap istilah evaluasi tersebut.
Sebagai komponen kurikulum, sebagai rencana, dan sebagai kegiatan, peran evaluasi sangat menentukan. Evalusai bukan saja dapat memberikan informasi mengenai tingkat pencapaian keberhasilan belajar siswa, tetapi juga dapat memberikan informasi mengenai komponen kurikulum lainnya. Artinya, melalui kegiatan evaluasi, komponen-komponen kurikulum lainnya dapat dikaji dan diketahui hubungannya dalam sistem kurikulum. Dalam pelaksanaan pendidikan, banyak keputusan yang harus dibuat oleh seorang guru, antara lain yang menyangkut proses pembelajaran, hasil belajar, seleksi bimbingan dan sebagainya. Oleh karena itu kajian tentang evaluasi perlu dibahas lebih dalam.

1.2.    Rumusan Masalah
•    Bagaimana tinjauan teoritis evaluasi secara umum?
•    Apa tujuan dari evaluasi pembelajaran ?
•    Bagaimana ruang lingkup evaluasi pembelajaran ?
•    Apa saja sasaran evaluasi pembelajaran ?
•    Bagaimanakah teknik-teknik evaluasi pembelajaran ?

1.3.    Tujuan Penulisan
•    Untuk mengetahui tinjauan teoritis evaluasi secara umum.
•    Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi pembelajaran
•    Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup evaluasi pembelajaran
•    Untuk mengetahui apa saja sasaran dari evaluasi pembelajaran
•    Untuk mengetahui teknik-teknik evaluasi pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Evaluasi secara Umum
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai.
Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya. Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978: 45).
Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf, 2000: 3). Dalam hal ini Yunus menitikberatkan kajian evaluasi dari segi manajemen, dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsur manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau sosial manajemen lainnya, yaitu perencanaan. Evaluasi berusaha mengidentifikasikan mengenai apa yang sebenarnya yang terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.
    Evaluasi atau evalation mencakup pengertian ketiga istilah (pengukuran, pengujian, penilaian) yaitu suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektivitas sistem pembelajaran secara keseluruhan.

2.2. Tujuan Evaluasi
Tujuan berhubungan dengan sesuatu yang ingin dicapai. Dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran, evaluasi memiliki makna yang dapat ditinjau dari berbagai segi, yaiu :
a.    Makna bagi siswa
•    Dengan adanya evaluasi, maka dapat diketahui tingkat kesiapan siswa
•    Dengan evaluasi, siswa dapat mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru.

b.    Makna bagi guru
•   Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, guru daat mengetahui siswa-siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan maupun siswa yang belum menguasai bahan.
•  Guru dapat mengetahui materi yang diajarkan tepat bagi siswa, sehingga ia tidak perlu mengadakan perubahan terhadap pengajaran yang akan datang
•  Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum, sehingga ia dapat mempersiapkan metode yang lebih mapan untuk proses pengajara selanjutnya.

c.    Makna bagi sekolah
•    Hasil evaluasi belajar ini akan menjadi cermin dari kualitas suatu sekolah, dengan mengetahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.
•    Informasi yang diperoleh dari guru berdasarkan hasil evaluasi mengenai tepat atau tidaknya kurikulum untuk sekolah umum dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa yang akan datang.
•    Informasi hasil evaluasi ini juga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi sekolah mengenai aktivitas yang dilaksanakannya apakah sudah memenuhi standar atau belum.
Tujuan utama dari suatu kegiatan evaluasi adalah untuk membuat keputusan.

Tujuan khusus evaluasi adalah :
Untuk merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan.
Untuk mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan maupun kegagalan siswa dalam mengikuti program pendidikan.
Untuk memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa.
Untuk memperoleh bahan laporan untuk memperoleh perkembangan siswa.
Untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran.
Dengan demikian, tujuan melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran adalah utuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran pada siswa sehingga yang diupayakan tindak lanjutnya.

2.3. Ruang Lingkup Evaluasi

Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas adalah :
1. Penilaian kompetensi dasar mata pelajaran.
Kompetensi dasar pada hakikatnya adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu.

2. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran.
Rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu yang lebih spesifik. Dengan demikian, kompetensi rumpun pelajaran pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfeksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang seharusnya dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan rumpun pelajaran tersebut.

3. Penilaian Kompetensi Lintas Kurikulum.
Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi yang harus dicapai melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan kecakapan hidup yang harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan. Penilaian ketercapaian kompetensi lintas kurikulum ini dilakukan terhadap hasil belajar dari setiap rumpun pelajaran dalam kurikulum.

4. Penilaian Kompetensi Tamatan.
Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan jenjang tertentu.

5. Penilaian Terhadap Pencapaian Keterampilan Hidup.
Penguasaan berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi rumpun pelajaran dan kompetensi tamatan melalui berbagai pengalaman belajar juga memberikan efek positif (nurturan effects) dalam bentuk kecakapan hidup (life skills). Kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar ini, juga perlu dinilai sejauhmana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapat bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dinilai antara lain :
a.    Keterampilan diri (keterampilan personal)
Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME, motivasi berprestasi, komitmen, percaya diri, dan mandiri.
b.    Keterampilan berpikir rasional
Berpikir kritis dan logis, berpikir sistematis, terampil menyusun rencana dan memecahkan masalah secara sistematis.
c.    Keterampilan sosial
Keterampilan berkomunikasi lisan dan tertulis; keterampilan bekerjasama, kolaborasi, lobi; keterampilan berpartisipasi; keterampilan mengelola konflik; keterampilan mempengaruhi orang lain.
d.    Keterampilan akademik
Keterampilan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiah; keterampilan membuat karya tulis ilmiah; keterampilan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk memecahkan masalah, baik berupa proses maupun produk.
e.    Keterampilan vokasional
Keterampilan menemukan algoritma, model, prosedur untuk mengerjakan suatu tugas; keterampilan melaksanakan prosedur; keterampilan mencipta produk dengan menggunakan konsep, prinsip, bahan dan alat yang telah dipelajari.

2.4. Sasaran Evaluasi
Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian untuk unsur-unsurnya meliputi : input, transformasi, dan output.
a.    Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk  mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal.
1)    Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat yang digunakan untuk menfgukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.
2)    Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality test.
3)    Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test.
4)    Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatar Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya

b. Transpormasi
Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain :
1.    Kurikulum/materi,
2.    Metode dan cara penilaian,
3.    Sarana pendidikan/media,
4.    Sistem administrasi,
5.    Guru dan personal lainnya.

c.    Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/ prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur  pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

2.5. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes.
1.    Teknik non tes
Teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup.
• Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angka diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
•  Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya.
•  Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
• Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali.
•  Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya.
•  Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.

2.    Teknik tes.
Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. tes diagnostik
b. tes formatif
c. tes sumatif

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi..2008.Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pebdidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan.2008.Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Nasution.2010. Tekhnologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara
Sudaryono.2012.Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta:Graha ilmu
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/evaluasi-pembelajaran.html/
http://arihdyacaesar.wordpress.com/2012/01/13/pengertian-evaluasi-dan-evaluasi-pendidikan/
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html/