Minggu, 09 Desember 2012

Kunci Oh Kunci



09 Desember 2012

13.00 WIB
Dengan santai sambil bernyanyi gembira tanpa merasakan apa-apa, nothing special (sok inggris dikit), gue pastikan lagi wajah manis gue dicermin besar yang menempel kokoh didinding kamar gue yang paling nyaman (ini benaran lho... asli nyaman badai).

“okee... ditunggu”

Gue baca lagi sms dari Riry Hidayahary temen sekampus gue yang paling nggak nyambung (kabelnya keseringan putus digigitin tikus sich!). Beberapa jam yang lalu gue udah membuat janji untuk datang kerumah Riry. Karena weekend nggak ada kegiatan apa-apa, dari pada betapa (nambah ilmu santet) di rumah, kita berencana untuk menyegarkan pikiran dan hati nurani dengan mengunjungi salah satu tempat rekreasi yang ada di daerah gue tinggal.
Akhirnya gue sampai dirumah Riry dengan selamat tidak kurang suatu apa pun, cuma kurang banyak uang aja (kasian amat ya!). Dirumah Riry seperti biasa ada Desy, kak Ria dan kebetulan juga ada nyokapnya Riry yang baru datang dari Bahar city (City sawitnya sich, selama yang gue tau!).

16.00 WIB

Rencana perjalanan terhambat beberapa menit karena ada insiden kecil yang sebenarnya sangat, amat, terlalu konyol (ciuusaan lho!). Motor gue yang akan digunakan sebagai rekomendasi kendaraan terbaik (niatnya mo pake pesawat pribadi gue, tapi bingung dimana mendaratnya) kuncinya nggak bisa terbuka. Udah dicoba beberapa kali dengan penuh kesabaran tetap aja nggak bisa terbuka. Anehnya motor Nyokapnya Riry juga kuncinya nggak bisa terbuka. Sekedar info aja ni, sebelum menuju ketempat rekreasi yang telah ditentukan, gue dan Riry bermaksud menemani Nyokapnya Riry belanja dulu. Jadi kita berangkat bersamaan dari rumah. Lho tau sendiri kebersamaan itu indah dan mahal (sok bijak nggak bayar kan?)
Tak mengenal kata menyerah gue dan nyokapnya Riry terus berusaha membuka kunci motor kita masing-masing. “huuhh...tetap nggak mau!” gue nyerah, putus asa.
“Kuncinya ketukar nggak?” tiba-tiba Riry nyeletuk.
Dan ternyata apa yang diucapkan temen gue yang trkadang encer juga otaknya benar. Kunci motor gue dan nyokapnya ketukar. Sama sekali nggak ada perbedaan yang kasat mata antara kunci motor gue dan nyokapnya Riry (beneran! Miapaah!, kalau lo nggak percaya coba aja periksa). Anehnya gue sama sekali nggak kepikiran itu dari tadi.
Dijalan gue terus aja katawa sampai-sampai Riry bingung (nggak! Gue nggak gila, sembarangan lo). Gue ketawa karena waktu motor gue dan nyokapnya Riry kuncinya nggak bisa dibuka yang terlintas dipikiran gue hanya satu “adanya perkuncian motor massal dari pabrik untuk seluruh jenis motor Honda” (ada ya?? gue juga bingug!).
Beberapa menit sebelum waktu shalat maghrib habis kita bedua sudah berada dirumah. Jadi masih sempat melaksanakan shalat maghrib. Jangan salah, gini-gini gue rajin ibadah dan menabung lho! (nggak percayaan banget lo!)

21.00 WIB

Mandi, nonton televisi, makan, buka facebook, ngetwit dulu, curcol, sedikit cuplikan kegiatan yang kita lakukan setelah pulang dari refreshing pikiran.
“Ri, kunci motor gue tadi mana?”
“lho... nggak ada. Bukannya tadi lo sendiri yang pegang.”
“Nggak! Orang tadi yang bawa kan bukan gue.”
Sibuk semua, mencari kunci motor. Desi, kak Ria juga ikutan sibuk bantuin mencari kunci motor gue yang ntah dimana buminya. Tas, dompet, lemari, kantong celana sudah di introgasi semua sampai tempat-tempat yang memungkinkan disinggahi oleh ci kunci motor. Tapi tetap nggak ada (emang dasar la, si kunci suka bikin ulah).
“Desy memang nggak ada ngeliat kunci motor tu kak dari tadi, memangnya di tarok mana?”
“Ye elah Des! Kalau ingat dimana naroknya juga nggak akan sibuk gini nyarinya.”
“beneran nggak ada ya Ry?” gue masih nggak percaya kalau kuncinya beneran hilang. Soalnya temen-temen gue selama ini memang pada nggak beres, usil semua. Kunci motor gue sering di sembunyiin hanya untuk membuat sensasi (coba-coba nyaingin syahrini! Mana mungkin!)
“O iya, jangan-jangan dalam plastik bakso bakar (bukan bermaksud promosi lhoo..). Plastiknya tadi lo tarok mana Ri?”
Tanpa rasa bersalah dengan wajah polos “udah gue buang kedepan tadi sama Desy, sekalian buang sampah yang udah numpuk di belakang”
“hahh??”
Dengan secepat kilat Desy mengeluarkan motornya. Tidak lagi memikirkan penampilan yang berantakan dan wajah yang penuh kekhawatiran (yakin sich, biar gimana pun kalau udah cantik tetap aja cantik, secaraa...) gue dan Desy langsung meluncur ke tempat pembuangan sampah yang letaknya kira-kira 1000 meter dari rumah. Dengan harapan kardus ditambah plastik-plastik lainnya termasuk plastik bakso bakar yang udah di kenalkan tadi, belum di ubek-ubek oleh orang-orang yang biasa ngambil sampah.
Perjalanan menuju tempat pembuangan sampah tidaklah mulus dan lancar. Desy yang menjadi pemandu ternyata lupa tempat pembuangannya. Akhirnya putar balik karena tempat pembuangan sampah udah terlewatkan.
“Des, mana plastiknya?”
“Tadi beneran dibuang kesini lho kak, tapi kok kardusnya udah nggak ada ya?”
“Plastiknya yang ini kan tadi?”
“iya, plastiknya mirip itu”
Puas gue dan Desy ngubek-ubek tempat sampah, menahan bau yang luar biasa wanginya, menahan malu diliatin bapak-bapak ojek yang mangkal tidak jauh dari tempat gue beraksi, menahan malu dari ribuan orang-orang yang lewat (info penting ni, tempat pembuangan sampah itu tepat di pinggir jalan raya depan STM atas dekat dengan salah satu pusat perbelanjaan elit di kota gue Jambi Town Square). Nggak tau lagi gimana malunya gue. Malam-malam jadi pemulung yang gagal, secara kuncinya nggak juga ketemu setelah beberapa menit berteman dengan tempat sampah.
Gue dan Desy pulang dengan tangan kosong dan wajah putus asa. Dalam perjalanan pulang terlintas di pikiran ocehan dari ortu gue mengetahui kelalaian gue sampai kunci motor hilang. Siap-siap menerima banyak kata-kata (kalau uang dengan senang hati) yang bakalan meluncur dari mulut ortu gue. Huuhhh!!!!!!!!!!!
“nggak ada ya kuncinya?”
“nggak Ry. Biarin la, besok gue minta kunci yang satu lagi sama ortu gue. Kuncinya kan ada dua.”
“Hee... sorry ya! kuncinya baru ketemu ni. Ternyata dibawah tumpukan pakaian yang belum disetrika. Sorry!”
“Riryyyyyyyy................”
“Hahaaa..... Ice jadi pemulung semalam” kak Ria tanpa dosa ketawa-ketiwi nggak jelas

2 komentar:

  1. asli lah... dag berhenti ketawa gara2 kejadian 2 tu...
    sore kunci tertukar
    eh malam jadi pemulung gara2 kunci lupa narok...
    kejadian ini yang sulit dilupakan lau ingt2 jadi ketawa-tawa... sejarah si sok cantik ice ne jadi pemulung....hahahhahahahahahahaha

    BalasHapus
  2. Hahaa...
    akibat siapa coba?

    tapi gpp, ngerasain gimana susahnya cari barang yg mungkin masih bisa dipake ditempat sampah itu nggak gampang o.O

    BalasHapus

Ditunggu komen yang lainnya juga ya...