Eritromisin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme dengan nama Saccharopolyspora erythraea. Senyawa ini masuk kategori antibiotik yang telah berhasil diisolasi pertama kali dari tanah di pulau Panaidi Filipina (Nakayama, 1984). Selain dihasilkan oleh Saccharopolyspora erythraea, eritromisin juga diproduksi oleh Streptomyces griseoplamus, S. olivochromogenes, Arthrobacter sp., Micromonospora sp.,dan Nacardia sp. (Omura dan Hutchinson,1986).
Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu.
Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadarnya. Spektrum antimikroba. In vitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif, seperti Str. Pyogenes dan Str. Pneumoniae. Str. Viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus yang resisten terhadap eritromisin serin dijumpai di rumah sakit (strain nosokmial). Batang gram positif yang pka terhadap eritromisin ialah Cl. Perfringens, C. Diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin tidak aktif terhadap kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. Gonorrhoeae, Campylobacter jejuni, M. Pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. Trachomatis. H. Influenzae mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat ini.
http://id.wikipedia.org/wiki/Eritromisin
http://www.scribd.com/doc/7084652/6/II-1-2-Struktur-eritromisin
Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis.
BalasHapussaya masih bingung kenapa bisa seperti ini,
yang tau kasih info dunk!
Ketidakstabilan ini disebabkan karena dalam suasana asam eritromisin akan mengalami dekomposisi oleh serangan nukleofilik internal gugus hidroksi C6 terhadap gugus karbonil C9. Dekomposisi ini dapat dicegah dengan melakukan modifikasi struktur eritromisin, yaitu dengan menghilangkan gugus hidroksil atom C6. Biomodifikasi gugus hidroksil atom C6 dapat dilakukan dengan cara menghambat proses reduksi enoil pada langkah ke-4 biosintesis 6-deoksieritronolid-B. Penghambatan proses tersebut dapat dilakukan dengan cara penambahan antimetabolit isonicotonic hidrazide (INH) kedalam fermentasi produksi eritromisin. Dengan penghambatan tersebut diharapkan mikroba akan menghasilkan D6,7-Anhidroeritromisin-A yang lebih tahan asam daripada eritromisin A
BalasHapushttp://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120309181418AAlKYs4
karena Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml itu sebabnya Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik.
BalasHapussmoga mmbntU yachhh,,
hehehhh
Thank's infonya :)
BalasHapus