Metabolit flavonoid
(terutama glikosida) dapat terdegradasi oleh aktifitas enzim dalam bahan
tanaman bahan segar atau belum dikeringkan. Dengan demikian dianjurkan untuk menggunakan
kering, sampel liofilisasi atau beku. Penggunaan simplisia kering umumnya digiling dulu menjadi bubuk. Pada
proses ekstraksi sebaiknya memilih pelarut sesuai jenis flavonoid yang
dibutuhkan sehingga mesti mempertimbangkan polaritas pelarut. Jenis flavonoid
non polar (misalnya, isoflavon, flavanon, flavon alkohol dan flavonol) diekstraksi
menggunakan pelarut kloroform, diklorometana, dietil eter, atau etil asetat,
sementara glikosida flavonoid dan aglikon akan lebih tepat diekstraksi dengan
alkohol atau campuran alkohol-air. Untuk glikosida kelarutannya meningkat jika
dalam air atau campuran alkohol-air. Umumnya sebagian besar proses ekstraksi
bahan yang mengandung flavonoid masih dilakukan secara sederhana dengan
penambahan langsung pelarut ekstraksi.
Bahan tanaman bubuk juga dapat diekstraksi menggunakan alat Soxhlet, pada awalnya dengan hexan, untuk menghilangkan lipid kemudian dengan etil asetat atau etanol untuk mendapatkan senyawa fenolat. Metode ini sebenarnya kurang cocok untuk kandungan senyawa yang tidak tahan panas. Prosedur aman dan sering digunakan adalah pelarut ekstraksi sekuensial. Tahap pertama, dengan diklorometan, untuk mengekstrak aglikon flavonoid dan kandungan non polar. Tahap berikutnya dengan alkohol akan mengekstrak glikosida flavonoid dan kandungan senyawa polar.
Flavanon tertentu dan glikosida chalcone sulit untuk larut dalam metanol, etanol, atau campuran alkohol-air. Kelarutan flavanon tergantung pada pH air sebagai pelarut. Flavan-3-ol (seperti katekin, proanthocyanidin, dan tanin terkondensasi) umumnya dapat diekstrak secara langsung dengan air. Namun, kandungan senyawa dalam ekstrak tidak jauh berbeda, baik itu menggunakan air, metanol, etanol, aseton, atau etil asetat. Dalam hal ini, tidak bisa diklaim bahwa metanol adalah pelarut yang terbaik untuk catechin dan aseton 70% untuk procyanidin, dst.
Anthocyanin dapat diekstraksi dengan metanol dingin yang diasamkan. Asam yang digunakan biasanya asam asetat (sekitar 7%) atau asam trifluoroasetat (TFA) (sekitar 3%).
Yang pertama adalah ekstraksi cair bertekanan yang biasa disebut Pressurized Liquid Extraction (PLE). Dengan metode ini, proses ekstraksi dipercepat dengan menggunakan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Ada difusivitas yang sempurna oleh pelarut dan, pada saat yang sama, ada kemungkinan bekerja di bawah atmosfer inert dan terlindungi dari cahaya. Alat yang tersedia secara komersial memiliki kapasitas sampai 100 ml.
Penggunaan metode ekstraksi cair bertekanan (PLE) memberikan hasil yang lebih baik dibanding maserasi, waktu ekstraksi yang lebih pendek dan jumlah pelarut yang lebih sedikit. Penggunaan metode ekstraksi cair bertekanan (PLE) memberikan hasil yang lebih baik dibanding maserasi, waktu ekstraksi yang lebih pendek dan jumlah pelarut yang lebih sedikit. Penggunaan metode PLE pada biji anggur dan kulit dari limbah Anggur terbukti sebagai proses efisien untuk memperoleh catechin dan epicatechin dengan dekomposisi kecil selama bekerja pada suhu di bawah 130oC.
Sedang ekstraksi cair superkritis, yang biasa disebut dengan Supercritical Fluid Extraction (SFE) bergantung pada sifat pelarut cairan superkritis. Semakin rendah viskositas dan semakin tinggi tingkat difusi dari cairan superkritis, bila dibanding dengan cairan lain, membuat optimal proses ekstraksi, seperti jaringan tanaman. Keuntungan dari metode ini adalah konsumsi yang lebih rendah pelarut, selektivitas terkendali dan degradasi termal atau kimia yang kecil dibanding metode lain seperti soxhlet. Info berbagai penerapan ekstraksi produk alami telah dilaporkan bahwa dengan karbon dioksida superkritis sebagai ekstraksi yang paling banyak digunakan. Namun, untuk memungkinkan untuk ekstraksi senyawa polar seperti flavonoid, pelarut polar (seperti metanol) harus ditambahkan sebagai pengubah. Ada akibatnya pengurangan substansial selektivitas. Ekstraksi dengan bantuan ultrasound juga merupakan teknik cepat yang dapat digunakan pada campuran heksan dengan metanol-air (9:1), misalnya pada sistem yang digunakan untuk Lychnophora ericoides (Asteraceae), tanaman dari brasil. Fase heksan sebagai nonpolar terkandung sesquiterpen lakton dan hidrokarbon, sedangkan fase alkohol air terkandung flavonoid dan sesquiterpen lakton yang polar. Microwave-assisted extraction (MAE) telah ditegaskan untuk ekstraksi berbagai senyawa dari matrik yang berbeda. Ini adalah teknik sederhana yang dapat dikerjakan dalam beberapa menit. Energi gelombang mikro diterapkan pada sampel yang tersuspensi dalam pelarut, baik dalam bak tertutup atau dalam bak terbuka.
http://lansida.blogspot.com/2012/01/ekstraksi-flavonoid.html
Bahan tanaman bubuk juga dapat diekstraksi menggunakan alat Soxhlet, pada awalnya dengan hexan, untuk menghilangkan lipid kemudian dengan etil asetat atau etanol untuk mendapatkan senyawa fenolat. Metode ini sebenarnya kurang cocok untuk kandungan senyawa yang tidak tahan panas. Prosedur aman dan sering digunakan adalah pelarut ekstraksi sekuensial. Tahap pertama, dengan diklorometan, untuk mengekstrak aglikon flavonoid dan kandungan non polar. Tahap berikutnya dengan alkohol akan mengekstrak glikosida flavonoid dan kandungan senyawa polar.
Flavanon tertentu dan glikosida chalcone sulit untuk larut dalam metanol, etanol, atau campuran alkohol-air. Kelarutan flavanon tergantung pada pH air sebagai pelarut. Flavan-3-ol (seperti katekin, proanthocyanidin, dan tanin terkondensasi) umumnya dapat diekstrak secara langsung dengan air. Namun, kandungan senyawa dalam ekstrak tidak jauh berbeda, baik itu menggunakan air, metanol, etanol, aseton, atau etil asetat. Dalam hal ini, tidak bisa diklaim bahwa metanol adalah pelarut yang terbaik untuk catechin dan aseton 70% untuk procyanidin, dst.
Anthocyanin dapat diekstraksi dengan metanol dingin yang diasamkan. Asam yang digunakan biasanya asam asetat (sekitar 7%) atau asam trifluoroasetat (TFA) (sekitar 3%).
Yang pertama adalah ekstraksi cair bertekanan yang biasa disebut Pressurized Liquid Extraction (PLE). Dengan metode ini, proses ekstraksi dipercepat dengan menggunakan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Ada difusivitas yang sempurna oleh pelarut dan, pada saat yang sama, ada kemungkinan bekerja di bawah atmosfer inert dan terlindungi dari cahaya. Alat yang tersedia secara komersial memiliki kapasitas sampai 100 ml.
Penggunaan metode ekstraksi cair bertekanan (PLE) memberikan hasil yang lebih baik dibanding maserasi, waktu ekstraksi yang lebih pendek dan jumlah pelarut yang lebih sedikit. Penggunaan metode ekstraksi cair bertekanan (PLE) memberikan hasil yang lebih baik dibanding maserasi, waktu ekstraksi yang lebih pendek dan jumlah pelarut yang lebih sedikit. Penggunaan metode PLE pada biji anggur dan kulit dari limbah Anggur terbukti sebagai proses efisien untuk memperoleh catechin dan epicatechin dengan dekomposisi kecil selama bekerja pada suhu di bawah 130oC.
Sedang ekstraksi cair superkritis, yang biasa disebut dengan Supercritical Fluid Extraction (SFE) bergantung pada sifat pelarut cairan superkritis. Semakin rendah viskositas dan semakin tinggi tingkat difusi dari cairan superkritis, bila dibanding dengan cairan lain, membuat optimal proses ekstraksi, seperti jaringan tanaman. Keuntungan dari metode ini adalah konsumsi yang lebih rendah pelarut, selektivitas terkendali dan degradasi termal atau kimia yang kecil dibanding metode lain seperti soxhlet. Info berbagai penerapan ekstraksi produk alami telah dilaporkan bahwa dengan karbon dioksida superkritis sebagai ekstraksi yang paling banyak digunakan. Namun, untuk memungkinkan untuk ekstraksi senyawa polar seperti flavonoid, pelarut polar (seperti metanol) harus ditambahkan sebagai pengubah. Ada akibatnya pengurangan substansial selektivitas. Ekstraksi dengan bantuan ultrasound juga merupakan teknik cepat yang dapat digunakan pada campuran heksan dengan metanol-air (9:1), misalnya pada sistem yang digunakan untuk Lychnophora ericoides (Asteraceae), tanaman dari brasil. Fase heksan sebagai nonpolar terkandung sesquiterpen lakton dan hidrokarbon, sedangkan fase alkohol air terkandung flavonoid dan sesquiterpen lakton yang polar. Microwave-assisted extraction (MAE) telah ditegaskan untuk ekstraksi berbagai senyawa dari matrik yang berbeda. Ini adalah teknik sederhana yang dapat dikerjakan dalam beberapa menit. Energi gelombang mikro diterapkan pada sampel yang tersuspensi dalam pelarut, baik dalam bak tertutup atau dalam bak terbuka.
http://lansida.blogspot.com/2012/01/ekstraksi-flavonoid.html
Dalam proses ekstraksi senyawa flavonoid mengapa dianjurkan untuk menggunakan simplisia yang kering, sampel liofilisasi atau beku? Apakah berpengaruh terhadap hasil ekstraksi yang diperoleh?
BalasHapusPada artikel di atas untuk senyawa Anthocyanin dapat diekstraksi dengan metanol dingin yang diasamkan, Mengapa harus menggunakan metanol dingin yang di asamkan, apa pengaruhnya?
Sifat fisika dan kimia dari antosianin dilihat dari kelarutan antosianin larut
BalasHapusdalam pelarut polar seperti metanol, aseton, atau kloroform, terlebih sering
dengan air dan diasamkan dengan asam klorida atau asam format (Socaciu, 2007).
Antosianin stabil pada pH 3,5 dan suhu 50°C mempunyai berat molekul 207,08
gram/mol dan rumus molekul C15H11O (Fennema, 1996).
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/04530008-santi-wibiani.ps
Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah sebagai berikut :
BalasHapusa) Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka yang relatif lama.
b) Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang dainjurkan adalah kurang dari 10 %.
c) Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
Cara pengeringan dapat dilakukan secara alamiah dan secara buatan, yaitu :
a. Pengeringan alamiah
Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia, pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang keras (kayu, kulit biji, biji dan sebagainya) dan mengandung zat aktif yang relative stabil oleh panas)
2) Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung, umumnya untuk simplisia bertekstur lunak (bunga, daun dan lain-lain) dan zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri).
b. Pengeringan buatan
Cara pengeringan dengan ,menggunakan alat yang dapat diatur suhu, kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya.
(http://magicdoorwow.blogspot.com/2011/11/jarong-lalaki.html)
Dari artikel di atas tlah di jelaskan bahwa Metabolit flavonoid (terutama glikosida) dapat terdegradasi oleh aktifitas enzim dalam bahan tanaman bahan segar atau belum dikeringkan. itu lah sebabnya mengapa dianjurkan untuk menggunakan simplisia yang kering, sampel liofilisasi atau beku.
BalasHapusBeberapa jenis pelarut dapat digunakan untuk mengekstrak antosianin seperti metanol-HCL, aseton, etilenglikol, propilenglikol, metil etil keton, isopropanol dan air. Dari sekian banyak pelarut yang dapat digunakan ternyata metanol-HCL merupakan pelarut yang terbaik karena dapat memberikan hasil yang optimum tanpa menimbulkan efek samping terhadap antosianin (aseton dapat menyebabkan degradasi antosianin). (Timberlake, 1980).http://septiaspriani.blogspot.com/2011/10/pemanfaatan-ekstrak-kulit-buah-manggis.html