Teripang atau dikenal
dengan nama timun laut termasuk dalam kelas Holothuridae. Bentuk badanya bulat,
memanjang seperti silinder atau memanjang agak memipih dengan mulut dan anus
terletak pada ujung yang berlawanan (Sudrajat, 2002).
Steroid teripang
termasuk di dalamnya saponin, sterol bebas dan sterol yang berikatan (triterpen
glukosida). Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa senyawa tersebut pada
teripang mempunyai aktifitas antitoksik, antibakteri pada teripang Cucumaria
frondosa, antijamur pada teripang Psolus patagonicus, anti tumor dan mempunyai
aktivitas anti inflamasi.
CARA ISOLASI
Secara garis besar,
isolasi senyawa steroid dari teripang terdiri dari dua tahap yakni
mengekstraksi bagian lemak pada teripang, kemudian dilanjutkan dengan
mengekstraksi senyawa steroidnya. Berikut merupakan salah satu penelitian yang
dilakukan Sarifah Nurjanah, dkk (2009) untuk mengidentifikasi steroid teripang
pasir (Holothuria scabra) yang ada di Indonesia.
a. Prosedur
Ekstraksi steroid
teripang dilakukan dengan dua tahap, yaitu ekstraksi lemak kemudian dilanjutkan
dengan ekstraksi steroid. Ekstraksi lemak dilakukan dengan pelarut aseton
dengan cara maserasi, selanjutnya dilakukan proses penyabunan dengan
menggunakan larutan KOH 1 M dan dilakukan refluks pada suhu 70⁰C
selama 1 jam. Steroid diekstrak dengan menggunakan pelarut dietil eter.
b. ldentifikasi senyawa steroid
Identifikasi keberadaan
senyawa steroid pada teripang dilakukan dengan reaksi warna menggunakan
pereaksi liebermann burchard yang terdiri dari kloroform, asam asetat anhidrid
dan asam sulfat pekat.
c. Karakterisasi senyawa steroid
Karakterisasi senyawa
steroid teripang dilakukan dengan melihat bobot molekul dan struktur molekul
menggunakan liquid chromatography-mass spectroscopy (LC-MS), nuclear magnetic
resonance (NMR) dan fourier transform-infra red (FT-IR). LC-MS yang digunakan
adalah Mariner Biospectrometry/ Perkin Elmer Series 200 dengan sistem ESI
(Electrospray Ionisation), pelarut metanol dan air dengan perbandingan 8:2
(metanol:air) dengan menggunakan kolom C18 (RP 18) Vydac. FT-IR yang digunakan
adalah IR Prestige-21 FT-IR Shimadzu dengan metode diffuse reflectance (DRS).
Pengukuran spektra 1H NMR dan 13C NMR menggunakan NMR JNM-ECA 500 dengan
pelarut CDCl3 (kloroform-D) dan TMS (tetramethylsylane) sebagai standar
internal. Penentuan senyawa dan struktur molekul dilakukan dengan bantuan software DNP
Chapman and Hall dan ChemOffice 2006.
Dari hasil isolasi tersebut, diperoleh 4 senyawa
bioaktif yang merupakan steroid dominan yang ditemukan dalam jenis Holothuria
scabra atau teripang pasir, khususnya di perairan Bengkulu. Senyawa steroid
tersebut yaitu :
1. 24-ethylidenecholest-25-en-ol. (Gambar a)
Mempunyai rumus molekul C29H48O.
Senyawa ini juga ditemukan pada Bathyplotes natans (teripang) dan juga
terisolasi dari koral Sinularia gyrosa
2. Lanost-9(11)-en-3-ol. (Gambar b)
Mempunyai rumus molekul C30H52O.
dikenal juga dengan sebutan Dihydroparkeol yang mempunyai efek mencegah reaksi
inflamasi, infeksi bakteri, arterosklerosis, dan juga kanker.
3. Cholestane-3,4,6,15,24-pentol atau
28-O-(4-O-Methyl-D-xylopyranoside).(Gambar c)
Atau certonardoside H2 ini mempunyai
rumus molekul C34H60O9. Senyawa ini merupakan
suatu senyawa saponin, yaitu steroid yang berikatan dengan monosakarida atau
disakarida. Pada senyawa ini monosakarida yang terikat adalah xylosa, senyawa
ini mempunyai aktivitas sitotoksik. Senyawa certonardoside H2 ini
juga ditemukan pada bintang laut Certonardoa semiregularis.
4.
24-O-[2,4-Di-O-methyl-D-xylopyranosyl-(12)-d-xylofurinoside]. (Gambar d)
Atau disebut juga certonardoside H1 atau
culcitoside ini, mempunyai rumus molekul C39H68O13.
Merupakan suatu senyawa saponin, di mana pada senyawa tersebut terikat
disakarida yang terdiri dari xylosa dalam bentuk furanosa dan piranosa.
Culcitoside juga ditemukan pada bintang laut jenis Certonardoa semiregularis.
Senyawa ini mempunyai aktivitas sitotoksik.
Dari keempat senyawa
tersebut, seluruhnya merupakan steroid teripang yang terdiri atas saponin,
sterol bebas, dan sterol yang berikatan dengan triterpen glikosida pada posisi
atom C nomor 20. Glikosida triterpen merupakan karakteristik dari senyawa bioaktif
yang dihasilkan oleh teripang. Mayoritas glikosida triterpennya merupakan type
holosstane (derivat dari lanostane dengan 18(20)-lactone). Gugus gula yang
terikat pada steroid teripang dapat berupa xylose, glucose, quinovose,
3-O-methylglucose, atau 3-O-methyl-xylose.
Saponin pada beberapa
biota laut dilaporkan sebagai komponen antifungal dan mempunyai aktivitas
mikrobial, anti tumor dan mempunyai aktivitas anti inflamasi.
Pada beberapa senyawa
steroid teripang di atas juga dapat dijumpai pada spesies lain. Hal ini mungkin
disebabkan adanya proses simbiosis yang terjadi pada organisme laut, yang
hingga saat ini masih sukar dirunut untuk mengetahui organisme penghasil yang
sesungguhnya. Meski senyawa tersebut dapat dijumpai pula dibeberapa spesies
lain, tetapi kadar yang diperoleh akan mengalami perbedaan. Adanya perbedaan
tersebut dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tempat habitat yang akan
menyebabkan perbedaan kandungan steroid. Ketersediaan makanan pada suatu tempat
yang berbeda, perbedaan iklim dan lingkungan mempengaruhi metabolisme dalam
tubuh teripang, sehingga akan mempengaruhi jenis produksi steroidnya.
Isolasi senyawa steroid dari teripang terdiri dari dua tahap yakni mengekstraksi bagian lemak pada teripang, kemudian dilanjutkan dengan mengekstraksi senyawa steroidnya. Proses ekstraksi lemak dilakukan dengan pelarut aseton dengan cara maserasi, selanjutnya dilakukan proses penyabunan dengan menggunakan larutan KOH 1 M dan dilakukan refluks pada suhu 70⁰C selama 1 jam.
BalasHapusBagaimana pengaruh penyabunan dengan penggunaan KOH 1 M pada hasil senyawa tersebut. Setelah di lakukan maserasi mengapa harus dilakukan refluks pada suhu 70⁰C selama satu jam?
proses penyabunan bertujuan untuk membuat senyawa alkanoid menjadi garam bebas,lalu dilarutkan pada pelarut organik seperti klorofrom . Yang masuk kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemak-lemak Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya.
BalasHapushttp://qiqi-marizha.blogspot.com/2012/05/makalah-alkaloid.html
Pengaruh penyabunan adalah untuk memisahkan steroid,kemudian dilanjutkan pada tahap berikutnya.
BalasHapusDilakukannya metode refluks setelah maserasi adalah agar pelarut yang menguap terkondensasi kembali kedalam campuran bahan dan pelarut (siklus pelarut berulang kembali)dengan tujuan menghasilkan kandungan ekstrak yang tinggi...
repository.ipb.ac.id/bitstream/.../Bab%202%20%202008khd.pdf